Kamis, 15 November 2012

SheSya mahabbah...


STAIN Samarinda merupakan kampus tercinta ku, disanalah aku meraih gelar sarjana ku, dan disana pulalah ku menemukan dia, Nur Khalifah. Yaaa…dia adalah pacar ku yang telah pergi dari ku, aku masih menganggapnya seorang pacar walaupun mungkin dia tidak, terdengar naïf sekali sih tapi entah kenapa aku begitu sulit untuk melepasnya, mungkin karena aku sudah begitu mencintainya, walaupun hubungan kami hanya bertahan setahun lebih, tapi dia sudah memenuhi memori dalam pikiran ku.
Awal perkenalan kami bermula ketika ku semester 3, aku dan
ifah (nama panggilannya) sama-sama dari jurusan Tarbiyah prodi Pendidikan Bahasa Inggris namun local yang berbeda. Siang itu setelah mata kuliah pertama selesai, aku dan teman-teman ku biasanya duduk sambil mengobrol di kursi taman depan local kami, biasanya ketika kami berkumpul, semua prodi pasti ada, mulai dari prodi bahasa Inggris, Agama islam, Kependidikan islam, bahasa Arab bahkan terkadang teman-teman dari jurusan syariah dan dakwah juga ada, yaa…kami satu angkatan 2008 memang terkenal angkatan yang rame karena waktu awal masuk kuliah kami sempat diasramakan selama 6 bulan dan dari sanalah kami memulai keakraban sampai sekarang. Kembali keawal perkenalan ku dengan ifah, ketika asik bercengkrama dengan teman-teman, tiba-tiba seorang teman ku, ferdy, menepuk pundak ku dan berkata “Lam, coba kamu liat keatas” sambil menunujuk kearah local bahasa inggris yang lain, aku pun melihat lantai atas “kamu liatkan cewek yang pakai kacamata itu?” ucap ferdy, “iya ku liat, kenapa emang?”sahutku, “cantik engga?” ucap ferdy, “iya cantik, dagunya mirip guru zaini, kamu suka kah?”, “iya lam q suka Cuma ku sudah punya pacar,,” ucap ferdy sambil mengerutkan wajahnya, dan itu lah sepenggal pembicaraan yang mempertemukan ku dengan bidadari ku. Singkat cerita mulai saat itulah ku awal melihat ifah, awalnya ku tidak begitu tertarik dan ku anggap Cuma obrolan singkat kami yang biasa, tapi setelahnya tiap kali aku dan ferdy berdua, lalu melihat ifah, ferdy pasti membicarakan dia, dia selalu mengatakan “Ya Allah sungguh beruntung laki-laki yang mendapatkan kecantikannya” sudah pasti mengenai kecantikannya. Ferdy menyuruh ku untuk mendekati ifah, karena kebetulan saat itu aku masih belum mempunyai pacar, awalnya aku tidak begitu menanggapi omongan ferdy tapi ketika salah satu mata kuliah yang mengharuskan kami untuk menggabungkan local ku dan local ifah, disitulah aku mulai memperhatikan ifah saat itu dia memakai jilbab warna putih terlihat begitu cantik, dalam bathin ku berkata “Subhanallah, cantiknya cewek ini, tidak salah ferdy suka dengannya” akhirnya ku coba bertanya kepada temanku tentang namanya dan aku pun tahu kalau namanya Nur Khalifah. Setelah hari itu aku pun makin sering memperhatikannya, tiap istirahat aku sengaja duduk di depan local hanya untuk melihat dia keluar local membawa senyum indahnya itu dan makin hari aku merasa benar-benar jatuh cinta padanya. Sekitar sebulan aku memperhatikannya secara diam-diam aku pun mulai memberanikan diri untuk meminta nomer handphone nya, tentunya melalui teman selokalnya, karena aku masih kurang percaya diri untuk meminta langsung padanya. Setelah ku mendapatkan nomer handphonenya ku beranikan diri untuk mengirim sms padanya, aku masih ingat sms pertama yang kukirim padanya isinya “mlikum, benerkah ini nomer khalifah?” setelah ku kirim aku agak cemas karena tidak ada balasan yang ku terima namun setelah menunggu akhirnya masuklah sms berbunyi “iya, ini siapa?”, Akhirnya sejak saat itu mulailah aku berkenalan dan sering berkirim sms dengannya, yang membuat aku sungguh jatuh cinta padanya adalah karena senyumannya yang menurutku begitu cantik dan pas dengan raut wajahnya, serta kepribadiannya yang pendiam dan selalu tampil apa adanya, sungguh wanita yang sempurna fikirku.
Setelah kira-kira 2 minggu sudah kami berkenalan, aku dan 2 teman ku terpilih untuk pindah local ke local ifah karena disana jumlah laki-laki hanya 1 orang. Saat itu lah tiap hari ku bertemu dengan dia, tiap hari juga ku melihat kecantikan itu dan mulai bertumbuhanlah bibit cinta dalam hatiku. Setelah sekian lama memendam, rasa dalam hati ini rasanya sudah mulai memuncak, cinta yang ku rasakan dihati seakan berusaha keluar dalam diriku menuju ifah, akhirnya pada malam itu ketika kami sedang smsan, ku beranikan untuk mengungkapkan perasaan ku padanya, awalnya dia tidak percaya, karena aku menyatakannya lewat sms, kemudian ku coba menelponnya untuk mengungkapkan, disitulah aku pertama kali mendengar langsung suara manisnya, jujur saja selama aku pindah kelokalnya aku tidak pernah ngobrol dengannya karena aku malu, aku hanya berani memandangi wajahnya setiap kali dia presentasi didepan kelas. Setelah kunyatakan ditelpon ternyata dia tetap tidak percaya dan menyuruh ku untuk menyatakannya langsung dihadapannya, akhirnya keesokan harinya ku beranikan diri untuk mengajaknya keluar untuk makan, tanpa disangka dia menerima ajakan ku. Dan langsung saja ku mengajaknya jalan, awalnya aku bingung harus kemana karena aku tidak begitu mengetahui kuliner di Samarinda namun akhirnya kami tertuju ke Warung Bu Sum, salah satu rumah makan terkenal di Samarinda, Saat kami makan itulah ku ungkapkan semua perasaan ku padanya, ku ungkapkan tentang keindahan senyumnya, kecantikan wajahnya serta baik kepribadiannya yang membuat ku jatuh cinta padanya, oia sampai sekarang ku masih ingat ada kejadian lucu menurutku saat itu, jujur saja saat itu uang didompet ku hanya ada 90 ribu, saat itu aku makan ayam kampung goreng dan ifah makan ikan nila goreng, sudah pasti menu ini cukup mahal sekitar 40 ribu lebih per porsi dirumah makan itu, dalam bathin ku berkata “ mudahan cukup, hancur dunia persilatan kalau pertama ketemu masa dia yang nombokin” malu aku kalau mengingatnya tapi Alhamdulillah semuanya Cuma 80 ribu cukuplah uang ku, tersisa 10 ribu untuk beli bensin, haha….
Namun yang membuat aku kecewa adalah saat itu aku belum mendapatkan jawaban pasti darinya karena dia menganggap dia belum yakin dengan ku, tak apalah fikirku yang penting hati ini sudah lega dan tenang. 3 minggu ku dalam penantian dan sempat membuat ku pesimis karena ku fikir hasilnya nihil, dia tidak menerima ku. Namun setelah menunggu akhirnya dia mengajakku ketemuan didepan fotocopyan depan kampus kami, disitulah dia mengungkapkan kalau dia yakin padaku dan ingin menjalani hubungan dengan ku, saat itu rasanya surga dunia telah ku dapatkan, aku begitu bahagia karena dia mau menerimaku. Dan mulai hari itu aku menemukan kebahagiaan yang begitu indah kurasa, senyum manisnya, hidungnya yang pesek yang dihiasi dengan komedo, dagunya yang panjang serta tahi lalat yang membuat ku selalu ingin bertemu dengannya, serta aroma parfumnya yang selalu membuat ku kangen setiap kali dia pulang kampung. Masa-masa pacaran kami merupakan masa yang paling indah, tempat favorit kami buat pacaran adalah tepian sungai Mahakam, suasananya begitu romantic, apalagi ketika sore hari matahari terbenam, kami sering menhabiskan waktu berdua menikmati indahnya sun set, bisa dikatakan sungai Mahakam adalah saksi cinta kami berdua (Sedih jadinya :’( hehehe… ) saat itu rasanya tidak ada didunia ini yang merasa bahagia seperti aku, dan begitu mencintainya (ifah), saat-saat itulah aku meyakinkan dalam diriku bahwa ifah lah jodoh ku yang selama ini ku cari dan aku ingin hidup selamanya dengannya hingga tua nanti, dan sungai Mahakam saksinya.
Setelah sekitar 9 bulan kami berpacaran dan melalui hubungan yang begitu indah, mulailah sifat pencemburuan ku muncul, tepatnya ketika kami melaksanakan Kuliah Kerja Nyata yang memaksa kami untuk terpisah sekitar 2 bulan, sifat cemburu itu muncul karena aku mengetahui bahwa dalam kelompoknya ada seorang teman ku yang juga temannya sejak SMA menyukainya ditambah lagi dia sudah menyukai ifah sejak awal kami kuliah dan saat itu kami sudah semester 7 dan dia masih mencintainya dan begitu akrab dengan ifah, dan beberapa teman yang lain yang ku tahu juga suka pada ifah, tidak dapat dipungkiri bahwa khalifah salah seorang wanita tercantik dikelompok, berbagai fikiran khawatir ku bermunculan, ditambah lagi banyak teman ku mengirim Blackberry messenger kepadaku mengenai kabar yang membuat ku semakin cemburu. Ternyata sifat cemburuan ku ini terbawa sampai kami selesai KKN, setiap kali dia kumpul dengan teman-teman SMA nya aku selalu khawatir, kekhawatiran ku ini cukup beralasan, karena aku takut kehilangannya, dia sudah benar-benar mutiara bagiku yang tak boleh hilang bahkan nyawa ku pun siap ku pertaruhkan untuk menjaganya. Namun seandainya boleh berkata jujur tidak semua kecemburuan ku itu benar-benar cemburu dari hatiku, terkadang aku hanya main-main sekedar ingin melihat bagaiman reaksinya dan kesabarannya, kadang juga merupakan bagian dari kejutan yang ingin ku berikan padanya, seperti ketika ifah dan teman-teman SMAnya ingin mengadakan reuni, sebenarnya aku tidak marah dan cemburu ketika dia tidak mau jujur padaku karena ku percaya dengan alasannya, namun saat itu aku ingin menguji kesabarannya sejauh mana dia bisa sabar dengan ku, oleh karenanya ku tetap bersikap marah bahkan langsung pulang tanpa pamit dengannya sampai-sampai dia tidak mood katanya ( Maaf yh sayank…salah bob). Kejadian lain juga baru saja tidak lama terjadi, ketika itu seminggu sebelum kami putus kami sempat marahan, dan sekali lagi ini bukan marah yang sebenarnya pada ifah, saat itu aku berencana ingin memberikan kejutan saat hari ulang tahunnya, diawali dengan aku marah padanya gara-gara dia jalan dengan adik tingkatnya tanpa sepengetahuan ku (Ketika itu dia sedang mengurus Beasiswa) dan tidak akan menegurnya selama 1 minggu kemudian tepat ketika hari ulang tahunnya tanggal 10 November aku akan membawakan sepotong kue dan setangkai bunga kerumahnya, namun ternyata sehari sebelum dia ulang tahun malah aku yang mendapat kejutan darinya yaitu kata putus. Salah ku memang yang selalu membuat masalah dan masalah, maafkan bob yah beb. Itu beberapa kejadian yang sebenarnya salahku dan ada beberapa yang lainnya, tapi biarlah, semua sudah tejadi.
Sifat cemburu ini ternyata membawa dampak buruk dalam hubungan kami, sejak cemburu ini muncul sering kami mengalami masalah-masalah dan pasang surut dalam hubungan, tapi disamping itu kami juga semakin mencintai satu sama lain, khususnya diriku, ku begitu mencintanya karena ifah begitu sabar menghadapi ku yang masih seperti kekanak-kanakan, hingga tepat 1 tahun kami berhubungan kami bertekad untuk melangsungkan pernikahan 2 tahun kedepan, aku begitu bahagia ketika dia pernah mengirimkan padaku sebuah rekaman suaranya yang lembut yang dia mengatakan "ulun juga mau jadi istrinya om", saat itu 'ssssrrrrrr' seperti ada sesuatu yang merasuk kedalam jiwa ku yang membuat aku semakin yakin dan kuat untuk menguatkan cinta kami dalam ikatan pernikahan, mulai saat itu aku mulai untuk menabung sedikit demi sedikit untuk meminangnya. Sebenarnya aku ingin segera menikahinya setelah kami lulus dari kuliah, karena aku takut kehilangannya karena dia akan pulang kekampungnya dan akan terpisah dengan ku, namun ku mencoba bersabar karena dia berkata ingin bersama orang tuanya dahulu selama mereka masih ada, dan aku menghargai itu.
Namun rupanya rencana pernikahan kami tersebut belum mendapat restu dari Allah, karena sehari sebelum ulang tahunnya dia berkata ingin berpisah dengan ku, dengan berbagai alasan salah satunya karena sifat pecemburuan ku, Sudah ku mencoba untuk menahannya namun tekadnya sudah bulat ingin berpisah dengan ku, dan akhirnya kurelakanlah dia pergi membawa segala kenangan kami yang begitu indah dan menyisakan cinta yang begitu besar dihatiku yang sulit untuk ku menghilangkannya. Hanyalah penyesalan yang kini tersisa dihati ku karenatelah menyia-nyiakannya, seandainya waktu dapat diputar ku ingin kembali mengulang dan merubah segalanya, karena cintaku untuknya. Jauh dilubuk hatiku masih terukir namanya, jauh didasar jiwaku ifah masih kekasih ku.
Terimakasih buat semua kenangan kita sayank, buat semua cinta yang sudah kau berikan tulus untukku, meski aku tidak dapat memiliki mu seperti Adam memiliki Hawa, seperti Nabi Muhammad memiliki Siti Khadijah, seperti bulan memiliki malam, aku masih bersyukur karena telah diberikan kesempatan untuk menetap dihatimu walau sesaat, jaga dirimu, jaga cinta kita seperti video yang ku buat untukmu, jangan pernah melupakan Miftahussalam yang tulus mencintaimu apa adanya. Aku masih menunggumu disini untuk mu kembali karena ku melihat Tuhan didalam dirimu.


Tidak ada komentar: