Selasa, 14 Desember 2010

Kami menyediakan 2 paket pilihan yang dapat anda pilih sesuai keinginan anda, adapun rincian paket tersebut ialah :
PAKET A
1. Perorang Rp 550.000,-
2. Berziarah kesemua Makam
3. Mengunjungi 2 tempat wisata pilihan
4. Perjalanan dilakukan selama 6 hari
5. Dokumentasi
6. Dll
PAKET B
1. Perorang Rp. 750.000,-
2. Berziarah kesemua Makam
3. Mengunjungi 3 tempat Wisata
4. Perjalanan dilakukan selama 7 hari
5. Disediakan Penginapan
6. Dokumentasi
7. Dll

Tempat Pendaftaran :
Jl. Jamrud No. 17 Rt. 06 Kelurahan Pasar Pagi ( Belakang Mall Mesra Indah ), Samarinda, Kalimantan Timur
Jl. Siti Aisyah, Blok 16, Rt. 06, No. 42, Kelurahan Teluk Lerong, Samarinda, Kalimantan Timur
Contact Person :
• 085246979721
• 08134636531
Keramahan serta Ketulusan adalah motto utama kami

selengkapnya......

TOUR & ZIARAH
MAKAM ULAMA BANJAR DAN WISATA PILIHAN KALIMANTAN SELATAN

Kalimantan Selatan merupakan salah satu Provinsi yang didalamnya bertaburan ulama-ulama terkenal, diantaranya Syekh Muhammad Arsyad Al-Banjari, KH. Muhammad Zaini abdul Ghani ( guru izai ), Syekh Zainal Ilmi, Syekh Kasful Anwar, dan masih banyak lagi yang lainnya. Yang kemasyhurannya begitu mengharumkan nama Kalimantan Selatan baik ketika beliau-beliau masih hidup maupun ketika beliau-beliau telah meninggal dunia.
Disampaing memiliki Ulama-Ulama yang Alim, Kalimantan Selatan juga memiliki berbagi Objek wisata yang tak diragukan lagi keunikan serta keindahannya, diantaranya Pasar Terapung yang dimana pasar tersebut terjadi diatas sungai, Pulau kembang yaitu suatu pulau yang dimana terdapat begitu banyak monyet, Tambak merupakan suatu tempat yang dimana terdapat sebuah tempat makan yang digelar di atas air, dan masih banyak lagi tempat-tempat lain yang tak kalah unik serta indahnya.
Kami dari Tour & Ziarah memberikan peluang serta menyediakan jasa kepada anda untuk dapat berziarah serta bersilaturahmi ke tempat-tempat tersebut. Kami akan memfasilitasi transportasi serta mengakomodasi perjalanan anda, serta memberikan pelayanan terbaik kepada anda dengan harga yang terjangkau.

Adapun rute wisata yang kami sediakan adalah :
RUTE ZIARAH
• Makam Syekh Muhammad arsyad Al-Banjari (Datu Kelampayan )
• Makam Syekh Zaini Abdul Ghani
• Makam Syekh Zaini Ilmi
• Makam Syekh Semman Mulia
• Makam Syekh Semman Jalil
• Makam Syekh Kasful Anwar
• Makam Syekh Husin Kadri
• Makam Syekh Sya’rani
• Makam Habib Basirih
• Makam Pengeran Suryansyah
• Makam Taniran
• Makam Wali Katum
• Makam Durunnapis
• Makam Wali Madnoor Takisung
• Makam Datu Sanggul
• Makam Datu Suban
• Makam Datu Abulung
• Makam Datu Nuraya ( Makam Terpanjang )
• Makam Datu Buat ( Istri Datu Kelampayan )
• Makam Kedua orang tua Syekh Muhammad Arsyad

RUTE WISATA PILIHAN
• Pasar Terapung
• Pulau Kembang ( Pulau Monyet )
• Bendungan Riam Kanan ( Pulau Pinus )
• Jembatan Barito
• Pagat ( Batu Benawa )
• Tambak ( Makan-makan di atas air )
• Loksado
• Candi Agung
• Pantai Takisung
• Pantai Pagatan
• Silaturrahmi guru-guru spiritual
Dan adapun tentang informasi pemesanan serta contact personnya silahkan klik disini.

selengkapnya......

Sabtu, 04 Desember 2010

Biografi beberapa Imam-Imam hadits

BIOGRAFI IMAM ABU DAUD

• Menurut Abdurrahman bin Abi Hatim, bahwa nama Abu Daud adalah Sulaiman bin al Asy’ats bin Syadad bin ‘Amru bin ‘Amir.
• Menurut Muhammad bin Abdul ‘Aziz Al Hasyimi; Sulaiman bin al Asy’ats bin Basyar bin Syadad.

• Tanggal lahir
Beliau dilahirkan pada tahun 202 H. disandarkan kepada keterangan dari murid beliau, Abu Ubaid Al Ajuri ketika beliau wafat, dia berkata: aku mendengar Abu Daud berkata : Aku dilahirkan pada tahun 202 Hijriah”

• Aktifitas beliau dalam menimba ilmu
Beliau semenjak kecil memiliki keahlian untuk menimba ilmu yang bermanfaat. Semua itu ditunjang dengan adanya keutamaan yang telah di anugerahkan Allah kepadanya berupa kecerdasan, kepandaian dan kejeniusan, disamping itu juga adanya masyarakat sekelilingnya yang mempunyai andil besar dalam menimba ilmu. Dia semenjak kecil memfokuskan diri untuk belajar ilmu hadits, maka kesempatan itu dia gunakan untuk mendengarkan hadits di negrinya Sijistan dan sekitarnya. Kemudian dia memulai rihlah ilmiahnya ketika menginjak umur delapan belas tahun. Dia merupakan sosok ulama yang sering berkeliling mencari hadits ke berbagai belahan negri Islam, banyak mendengar hadits dari berbagai ulama, maka tak heran jika dia dapat menulis dan menghafal hadits dengan jumlah besar yaitu setengah juta atau bahkan lebih dari itu. Hal ini merupakan modal besar bagi berbagai karya tulis beliau yang tersebar setelah itu keberbagai pelosok negri islam, dan menjadi sandaran dalam perkembangan keilmuan baik hadits maupun disiplin ilmu lainnya.Rihlah beliau Iman Abu Daud adalah salah satu Iman yang sering berkeliling mencari hadits ke negri-negri Islam yang ditempati para Kibarul Muhadditsin, beliau mencontoh para syaikhnya terdahulu dalam rangka menuntut ilmu dan mengejar hadits yang tersebar di berbagai daerah yang berada di dada orang-orang tsiqat dan Amanah. Dengan motivasi dan semangat yang tinggi serta kecintaan beliau sejak kecil terhadap ilmu-ilmu hadits, maka beliau mengadakan perjalanan (Rihlah) dalam mencari ilmu sebelum genap berusia 18 tahun.

Adapun negri-negri islam yang beliau kunjungi diantaranya adalah;
1. Iraq; Baghdad merupakan daerah islam yang pertama kali beliau masuki, yaitu pada tahun 220 hijriah
2. Kufah; beliau kunjungi pada tahun 221 hijriah.
3. Bashrah; beliau tinggal disana dan banyak mendengar hadits di sana, kemudian keluar dari sana dan kembali lagi setelah itu.
4. Hijaz; mendengar hadits dari penduduk Makkah, kemungkinan besar saat itu perjalanan beliau ketika hendak menunaikan ibadah haji.
5. Mesir
6. Khurasan; Naisabur dan Harrah, dan mendengar hadits dari penduduk Baghlan.
7. Ar Ray
8. Sijistan; tempat tinggal asal beliau, kelaur dari sana kemudian kembali lagi, kemudian keluar menuju ke Bashrah.


• Guru-guru beliau
Di antara guru beliau yang terdapat di dalam sunannya diantaranya adalah
Ahmad bin Muhammmad bin Hanbal as Syaibani al Bagdadi, Yahya bin Ma’in Abu Zakariya, Ishaq binIbrahin bin Rahuyah abu ya’qub al Hanzhali, Utsman bin Muhammad bin abi Syaibah abu al Hasan al Abasi al Kufi, Muslim bin Ibrahim al Azdi, Abdullah bin Maslamah bin Qa’nab al Qa’nabi al Harits al Madani, Musaddad bin Musarhad bin Musarbal, Musa bin Ismail at Tamimi, Muhammad bin Basar, Zuhair bin Harbi (Abu Khaitsamah) Dan masih banyak yang lainnya .

• Murid-murid beliau
Diantara murid-murid beliau, antara lain Imam Abu ‘Isa at Tirmidzi, Imam Nasa’i, Abu Ubaid Al Ajuri, Abu Thayyib Ahmad bin Ibrahim Al Baghdadi (Perawi sunan Abi Daud dari beliau), Abu ‘Amru Ahmad bin Ali Al Bashri (perawi kitab sunan dari beliau), Abu Bakar Ahmad bin Muhammad Al Khallal Al Faqih, Isma’il bin Muhammad Ash Shafar, Abu Bakr bin Abi Daud (anak beliau), Zakaria bin Yahya As Saaji.

• Hasil karya beliau
Adapun hasil karya beliau yang sampai kepada kita adalah As Sunan, Al marasil, Al Masa’il, Ijabaatuhu ‘an su’alaati Abi ‘Ubaid al Ajuri, Risalatuhu ila ahli Makkah, Tasmiyyatu al Ikhwah alladziina rowaa ‘anhum al hadits, Kitab az zuhd.

• Wafatnya beliau
Abu ‘Ubaid al Ajuri menuturkan; ‘Imam abu daud meninggal pada hari jum’at tanggal 16 bulan syawwal tahun 275 hijriah, berumur 73 tahun. Beliau meninggal di Busrah. Semoga Allah selalu melimpahkan rahmatNya dan meridlai beliau


BIOGRAFI IMAM TIRMIDZI

Nama lengkapnya adalah Imam al-Hafidz Abu ‘Isa Muhammad bin ‘Isa bin Saurah bin Musa bin ad-Dahhak As-Sulami at-Tirmidzi, salah seorang ahli hadits kenamaan, dan pengarang berbagai kitab yang masyur lahir pada 209 H di kota Tirmiz.
Nasab beliau:
1. As Sulami; yaitu nisbah kepada satu kabilah yang yang di jadikan sebagai afiliasi beliau, dan nisbah ini merupakan nisbah kearaban
2. At Tirmidzi; nisbah kepada negri tempat beliau di lahirkan (Tirmidz), yaitu satu kota yang terletak di arah selatan dari sungai Jaihun, bagian selatan Iran.
 Perkembangan dan Perjalanannya
Kakek Abu ‘Isa at-Tirmidzi berkebangsaan Mirwaz, kemudian pindah ke Tirmiz dan menetap di sana. Di kota inilah cucunya bernama Abu ‘Isa dilahirkan. Semenjak kecilnya Abu ‘Isa sudah gemar mempelajari ilmu dan mencari hadits. Untuk keperluan inilah ia mengembara ke berbagai negeri: Hijaz, Irak, Khurasan dan lain-lain.Dalam perlawatannya itu ia banyak mengunjungi ulama-ulama besar dan guru-guru hadits untuk mendengar hadits yang kem dihafal dan dicatatnya dengan baik di perjalanan atau ketika tiba di suatu tempat. Ia tidak pernah menyia-nyiakan kesempatan tanpa menggunakannya dengan seorang guru di perjalanan menuju Makkah. Kisah ini akan diuraikan lebih lanjut.
Setelah menjalani perjalanan panjang untuk belajar, mencatat, berdiskusi dan tukar pikiran serta mengarang, ia pada akhir kehidupannya mendapat musibah kebutaan, dan beberapa tahun lamanya ia hidup sebagai tuna netra; dalam keadaan seperti inilah akhirnya at-Tirmidzi meninggal dunia. Ia wafat di Tirmiz pada malam Senin 13 Rajab tahun 279 H dalam usia 70 tahun.Setelah pengembaraannya, imam At Tirmidzi kembali ke negrinya, kemudian beliau masuk Bukhara dan Naisapur, dan beliau tinggal di Bukhara beberapa saat. Negri-negri yang pernah beliau masuki adalah Khurasan, Bashrah, Kufah, Wasith, Baghdad, Makkah, Madinah, Ar Ray
 Guru-guru beliau
Imam at Tirmidzi menuntut ilmu dan meriwayatkan hadits dari ulama-ulama kenamaan.Di antara mereka adalah Qutaibah bin Sa’id, Ishaq bin Rahuyah, Muhammad bin ‘Amru As Sawwaq al Balkhi, Mahmud bin Ghailan, Isma’il bin Musa al Fazari, Ahmad bin Mani’, Abu Mush’ab Az Zuhri, Basyr bin Mu’adz al Aqadi, Al Hasan bin Ahmad bin Abi Syu’aib, Abi ‘Ammar Al Husain bin Harits, Abdullah bin Mu’awiyyah al Jumahi, Muhammad bin Humaid Ar Razi, Muhammad bin ‘Abdul A’la, Muhammad bin Rafi’, Imam Bukhari, Imam Muslim, Abu Dawud, Dan yang lainnya

 Murid-murid beliau
Kumpulan hadits dan ilmu-ilmu yang di miliki imam Tirmidzi banyak yang meriwayatkan, diantaranya adalah Abu Bakr Ahmad bin Isma’il As Samarqandi, Abu Hamid Abdullah bin Daud Al Marwazi, Ahmad bin ‘Ali bin Hasnuyah al Muqri, Ahmad bin Yusuf An Nasafi, Ahmad bin Hamduyah an Nasafi, Al Husain bin Yusuf Al Farabri, Hammad bin Syair Al Warraq, Daud bin Nashr bin Suhail Al Bazdawi, Ar Rabi’ bin Hayyan Al Bahili, Abdullah bin Nashr saudara Al Bazdawi, Abd bin Muhammad bin Mahmud An Safi dan yang lainnya.

 Persaksian para ulama terhadap beliau
Persaksian para ulama terhadap keilmuan dan kecerdasan imam Tirmidzi sangatlah banyak, diantaranya adalah:

1. Imam Bukhari berkata kepada imam At Tirmidzi; “ilmu yang aku ambil manfaatnya darimu itu lebih banyak ketimbang ilmu yang engkau ambil manfaatnya dariku.”
2. Al Hafiz ‘Umar bin ‘Alak menuturkan; “Bukhari meninggal, dan dia tidak meninggalkan di Khurasan orang yang seperti Abu ‘Isa dalam hal ilmu, hafalan, wara’ dan zuhud.”
3. Ibnu Hibban menuturkan; “Abu ‘Isa adalah sosok ulama yang mengumpulkan hadits, membukukan, menghafal dan mengadakan diskusi dalam hal hadits.”
4. Abu Ya’la al Khalili menuturkan; “Muhammad bin ‘Isa at Tirmidzi adalah seorang yang tsiqah menurut kesepatan para ulama, terkenal dengan amanah dandan keilmuannya.”
5. Al Mubarak bin al Atsram menuturkan; “Imam Tirmidzi merupakan salah seorang imam
hafizh dan tokoh.”

 Hasil karya beliau
Di antara hasil karya beliau yang sampai kepada kita adalah Kitab Al Jami’(terkenal dengan sebutan Sunan at Tirmidzi), Kitab Al ‘Ilal, Kitab Asy Syama’il an Nabawiyyah, Kitab Tasmiyyatu ashhabi rasulillah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Adapun karangan beliau yang tidak sampai kepada kita adalah Kitab At-Tarikh, Kitab Az Zuhd, Kitab Al Asma’ wa al kuna.

 Wafatnya beliau
Di akhir kehidupannya, imam at Tirmidzi mengalami kebutaan, beberapa tahun beliau hidup sebagai tuna netra, setelah itu imam atTirmidzi meninggal dunia. Beliau wafat di Tirmidz pada malam Senin 13 Rajab tahun 279 H bertepatan dengan 8 Oktober 892, dalam usia beliau pada saat itu 70 tahun.




BIOGRAFI IMAM NASA’I

Nama lengkap Imam al-Nasa’i adalah Abu Abd al-Rahman Ahmad bin Ali bin Syuaib bin Ali bin Sinan bin Bahr al-khurasani al-Qadi. Lahir di daerah Nasa’ pada tahun 215 H.
Ada juga sementara ulama yang mengatakan bahwa beliau lahir pada tahun 214 H. Beliau dinisbahkan kepada daerah Nasa’ (al-Nasa’i), daerah yang menjadi saksi bisu kelahiran seorang ahli hadis kaliber dunia. Beliau berhasil menyusun sebuah kitab monumental dalam kajian hadis, yakni al-Mujtaba’ yang di kemudian hari kondang dengan sebutan Sunan al-Nasa’i.

 Pengembaraan intelektual
Pada awalnya, beliau tumbuh dan berkembang di daerah Nasa’. Beliau berhasil menghafal al-Qur’an di Madrasah yang ada di desa kelahirannya. Beliau juga banyak menyerap berbagai disiplin ilmu keagamaan dari para ulama di daerahnya. Saat remaja, seiring dengan peningkatan kapasitas intelektualnya, beliaupun mulai gemar melakukan lawatan ilmiah ke berbagai penjuru dunia. Apalagi kalau bukan untuk guna memburu ilmu-ilmu keagamaan, terutama disiplin hadis dan ilmu Hadis.Belum genap usia 15 tahun, beliau sudah melakukan mengembar ke berbagai wilayah Islam, seperti Mesir, Hijaz, Iraq, Syam, Khurasan, dan lain sebagainya. Sebenarnya, lawatan intelektual yang demikian, bahkan dilakukan pada usia dini, bukan merupakan hal yang aneh dikalangan para Imam Hadis. Semua imam hadis, terutama enam imam hadis, yang biografinya banyak kita ketahui, sudah gemar melakukan perlawatan ilmiah ke berbagai wilayah Islam semenjak usia dini. Dan itu merupakan ciri khas ulama-ulama hadis, termasuk Imam al-Nasa’i.
Kemampuan intelektual Imam al-Nasa’i menjadi kian matang dan berisi dalam masa pengembaraannya. Namun demikian, awal proses pembelajarannya di daerah Nasa’ tidak bisa dikesampingkan begitu saja, karena justru di daerah inilah, beliau mengalami proses pembentukan intelektual, sementara masa pengembaraannya dinilai sebagai proses pematangan dan perluasan pengetahuan. Di antara negri yang beliau kunjungi adalah Iraq; Baghdad, Kufah, Bashrah, Haran, Maushil, Syam, Hijaz, Mesir

 Guru dan murid
Seperti para pendahulunya: Imam al-Bukhari, Imam Muslim, Imam Abu Dawud, dan Imam al-Tirmidzi, Imam al-Nasa’i juga tercatat mempunyai banyak pengajar dan murid. Para guru beliau yang nama harumnya tercatat oleh pena sejarah antara lain; Qutaibah bin Sa’id, Ishaq bin Ibrahim, Ishaq bin Rahawaih, al-Harits bin Miskin, Ali bin Kasyram, Imam Abu Dawud (penyusun Sunan Abi Dawud), serta Imam Abu Isa al-Tirmidzi (penyusun al-Jami’/Sunan al-Tirmidzi).
Sementara murid-murid yang setia mendengarkan fatwa-fatwa dan ceramah-ceramah beliau, antara lain; Abu al-Qasim al-Thabarani (pengarang tiga buku kitab Mu’jam), Abu Ja’far al-Thahawi, al-Hasan bin al-Khadir al-Suyuti, Muhammad bin Muawiyah bin al-Ahmar al-Andalusi, Abu Nashr al-Dalaby, dan Abu Bakrbin Ahmad al-Sunni. Nama yang disebut terakhir, disamping sebagai murid juga tercatat sebagai “penyambung lidah” Imam al-Nasa’i dalam meriwayatkan kitab Sunan al-Nasa’i.

 Hasil karya beliau
Imam Nasa`i mempunyai beberapa hasil karya, diantaranya adalah As Sunan Ash Shughra, As Sunan Al Kubra, Al Kuna, Khasha`isu ‘Ali, ‘Amalu Al Yaum wa Al Lailah, At Tafsir, Adl Dlu’afa wa al Matrukin, Tasmiyatu Fuqaha`i Al Amshar, Tasmiyatu man lam yarwi ‘anhu ghaira rajulin wahid, Dzikru man haddatsa ‘anhu Ibnu Abi Arubah, Musnad ‘Ali bin Abi Thalib, Musnad Hadits Malik, Asma`u ar ruwah wa at tamyiz bainahum, Al Ikhwah, Al Ighrab, Musnad Manshur bin Zadzan, Al Jarhu wa ta’dil

 Persaksian para ulama terhadap beliau
Dari kalangan ulama seperiode beliau dan murid-muridnya banyak yang memberikan pujian dan sanjungan kepada beliau, diantara mereka yang memberikan pujian kepada beliau adalah;
1. Abu ‘Ali An Naisaburi menuturkan; ‘beliau adalah tergolong dari kalangan imam kaum muslimin.’ Sekali waktu dia menuturkan; beliau adalah imam dalam bidang hadits dengan tidak ada pertentangan.’
2. Abu Bakr Al Haddad Asy Syafi’I menuturkan; ‘aku ridla dia sebagai hujjah antara aku dengan Allah Ta’ala.’
3. Manshur bin Isma’il dan At Thahawi menuturkan; ‘beliau adalah salah seorang imam kaum muslimin.’
4. Abu Sa’id bin yunus menuturkan; ‘ beliau adalah seorang imam dalam bidang hadits, tsiqah, tsabat dan hafizh.’
5. Al Qasim Al Muththarriz menuturkan; ‘beliau adalah seorang imam, atau berhak mendapat gelar imam.’

 Tutup Usia
Setahun menjelang kemangkatannya, beliau pindah dari Mesir ke Damsyik. Dan tampaknya tidak ada konsensus ulama tentang tempat meninggal beliau. Al-Daruqutni mengatakan, beliau di Makkah dan dikebumikan diantara Shafa dan Marwah. Pendapat yang senada dikemukakan oleh Abdullah bin Mandah dari Hamzah al-’Uqbi al-Mishri. Sementara ulama yang lain, seperti Imam al-Dzahabi, menolak pendapat tersebut. Ia mengatakan, Imam al-Nasa’i meninggal di Ramlah, suatu daerah di Palestina. Pendapat ini didukung oleh Ibn Yunus, Abu Ja’far al-Thahawi (murid al-Nasa’i) dan Abu Bakar al-Naqatah. Menurut pandangan terakhir ini, Imam al-Nasa’i meninggal pada tahun 303 H dan dikebumikan di Bait al-Maqdis, Palestina. Inna lillah wa Inna Ilai Rajiun. Semoga jerih payahnya dalam mengemban wasiat Rasullullah guna menyebarluaskan hadis mendapatkan balasan yang setimpal di sisi Allah. Amiiin.


BIOGRAFI IMAM IBNU MAJAH

Nama beliau adalah Muhammad bin Yazid bin Mâjah al Qazwînî. Ibnu Majah menuturkan tentang dirinya; “aku dilahirkan pada tahun 209 hijirah. Referensi-referensi yang ada tidak memberikan ketetapan yang pasti, di mana Ibnu Majah di lahirkan, akan tetapi masa pertumbuhan beliau berada di Qazwin. Maka bisa jadi Qazwin merupakan tempat tinggal beliau.

o Aktifitas beliau dalam menimba ilmu
Ibnu majah memulai aktifitas menuntut ilmunya di negri tempat tinggalnya Qazwin. Akan tetapi sekali lagi referensi-referensi yang ada sementara tidak menyebutkan kapan beliau memulai menuntut ilmunya. Di Qazwin beliau berguru kepada Ali bin Muhammad at Thanafusi, dia adalah seorang yang tsiqah, berwibawa dan banyak meriwayatkan hadits. Maka Ibnu Majah tidak menyia-nyiakan kesempatan ini, dia memperbanyak mendengar dan berguru kepadanya. Ath Thanafusi meninggal pada tahun 233 hijriah, ketika itu Ibnu Majah berumur sekitar 24 tahun. Maka bisa di tarik kesimpulan bahwa permulaan Ibnu Majah menuntut ilmu adalah ketika dia berumur dua puluh tahunan. Negeri yang di kunjunginya adalah Naisabur, Ar Ray, Baghdad, Kufah, Wasith Bashrah, Makkah, Madinah, damasqus, Himsh, Mesir



o Guru-guru beliau
Ibnu Majah sama dengan ulama-ulama pengumpul hadits lainnya, beliau mempunyai guru yang sangat banyak sekali. Diantara guru beliau adalah ‘Ali bin Muhammad ath Thanâfusî, Jabbarah bin AL Mughallas, Mush’ab bin ‘Abdullah az Zubair, Suwaid bin Sa’îd, Abdullâh bin Muawiyah al Jumahî, Muhammad bin Ramh, Ibrahîm bin Mundzir al Hizâmi, Muhammad bin Abdullah bin Numair, Abu Bakr bin Abi Syaibah, Hisyam bin ‘Ammar, Abu Sa’id Al Asya, dan yang lainnya.

o Murid-murid beliau
Keluasan ‘ilmu Ibnu Majah membuat para penuntut ilmu yang haus akan ilmu berkeliling dalam majlis yang beliau dirikan. Maka sangat banyak sekali murid yang mengambil ilmu darinya, diantara mereka adalah Muhammad bin ‘Isa al Abharî, Abu Thayyib Ahmad al Baghdadî, Sulaiman bin Yazid al Fami, ‘Ali bin Ibrahim al Qaththan, Ishaq bin Muhammad, Muhammad bin ‘Isa ash Shiffar, ‘Ali bin Sa’îd al ‘Askari, Ibnu Sibuyah, Wajdî Ahmad bin Ibrahîm, dan yang lainnya.

o Persaksian para ulama terhadap beliau
1. Al HafizhAl Khalili menuturkan; “(Ibnu Majah) adalah seorang yang tsiqah kabir, muttafaq ‘alaih, dapat di jadikan sebagai hujjah, memiliki pengetahuan yang mendalam dalam masalah hadits, dan hafalan.”
2. Al Hafizh Adz Dzahabi menuturkan; “(Ibnu Majah) adalah seorang hafizh yang agung, hujjah dan ahli tafsir.
3. Al Mizzi menuturkan; “(Ibnu Majah) adalah seorang hafizh, pemilik kitab as sunan dan beberapa hasil karya yang bermanfa’at.”

o Hasil karya beliau
Ibnu Majah adalah seorang ulama penyusun buku, dan hasil karya beliau cukuplah banyak. Akan tetapi sangat di sayangkan, bahwa buku-buku tersebut tidak sampai ke kita. Adapun diantara hasil karya beliau yang dapat di ketahui sekarang ini adalah Kitab as-Sunan yang masyhur, Tafsîr al Qurân al Karîm, Kitab at Tarîkh yang berisi sejarah mulai dari masa ash-Shahâbah sampai masa beliau.Wafatnya beliau Beliau meninggal pada hari senin, tanggal duapuluh satu ramadlan tahun dua ratus tujuh puluh tiga hijriah. Di kuburkan esok harinya pada hari selasa. Semoga Allah selalu melimpahkan rahmat dan keridlaan-Nya kepada beliau.

selengkapnya......