Senin, 02 Agustus 2010

ilmu kalam 3

H. SEJARAH MUNCULNYA ILMU KALAM & ALIRANNYA

Di awali oleh persoalan politik yaitu terbunuhnya khalifah ke-3 (utsman) oleh kaum pemberontak dari Mesir yang dipimpin oleh Abdullah bin Saba’ / “Abu Sauda”, Utsman tewas, melahirkan konsep permasalahan “Apakah tetap beriman / telah kafir, pelaku pembunuh Utsman itu dan atau pelaku dosa (dzolim itu)”? Konsep kafir mukmin melahirkan mazhab ilmu Kalam.dan di antara mazhab-mazhab tersebut adalah :


a.Khawarij
Aliran yang keluar dari barisan ‘Ali setelah arbitrase / majlis tahkim. Karena tidak puas dengan hasil arbtrase, maka mereka keluar dari barisan ‘Ali. Pemimpin ‘Abdullah bin Wahab ar Rosyidi. Dan ia tewas dipertempuran Nahrowan.
Tentang dosa besar menurut mereka “Orang berdosa besar adalah kafir dalam arti keluar dari Islam dna murtad maka ia wajib di bunuh.

b.Mazhab Murji’ah (Menunda)
Maksudnya menunda urusan tentang pelaku dosa besar sampai di akhirat. Tentang tokoh pendirinya, sulit dilacak. Diperkirakan mereka para muhaditsin dan para sahabat yang berpendirian demikian antara lain Abdullah ibnu umar (10 SH- 73 H). Mereka berpendapat Bahwa orang yang berbuat dosa besar tetap masih mukmin dan bukan kafir. Adapun soal dosa yang diperlukan terserah pada Allah untuk mengampuni / tidak mengampuni.

c.Mu’tazilah

Nama “Mu’tazilah” bukan ciptaan orang-orang mu’tazilah sendiri, tetapi diberikan oleh orang-orang lain. Orang-orang Mu’tazilah menamakan diri mereka “Ahli Keadilan & Ke-Esaan” (Ahlul adli wat tauhid). Nama “Mu’tazilah” diberian karena :
•Orang-orang Mu’tazilah menyalahi pendapat sebagian umat, karena mereka (orang-orang Mu’tazilah) mengatakan bahwa orang fasik, yaitu orang yang melakukan dosa besar, tidak mukmin dan tidak pula kafir.
•Wasil bin Atho’, pendiri aliran Mu’tazilah, berbeda pendapat dengan gurunya, yaitu Hasan Basri, dalam soal tersebut di atas, yang karenanya ia memisahkan diri dari pelajaran yang diajarkan gurunya & berdiri sendiri, kemudian mendapat pengikut banyak. Kemudian Hasan Basri berkata : “Wasil t elah memisahkan diri dari kami”. Sejak saat itu maka Wasil dan teman-temannya disebut golongan yang memisahkan diri”(Mu’tazilah).
Pendirinya wasil bin atho’ pendapatnya orang berdosa besar bukan kafir. Tetapi bukan pula mukmin. Orang semacam ini menurut mereka orang yang mengambil posisi antara 2 posisi.

d.Mazhab Ahlussunnah (Asy ‘ Ariyah)
Pendiri Abu Hasan Asy- Ary (260 – 324 H) “lebih kurang 600 = Masehi “ dia menentang Mazhab Mu’tazilah. Menurutnya “ Tidak mungkin orang berbuat dosa besar tidak mukmin, tidak kafir maka dirinya tidak kafir/ iman”.
Menurutnya,” Mukmin yang melakukan dosa besar bila wafat tanpa bertobat maka orang itu diampuni dosanya oleh Allah sehingga diakhirat orang itu langsung masuk syurga dan mungkin pula tidak diampuni maka ia dimasukan kedalam neraka dahulu baru masuk syurga.
“Berdasarkan hadits”.

e.Aliran Jabariyah

Menurut Jabariyah “Manusia tidak memiliki kebebasan / kemerdekaan dalam kehendak & perbuatannya, manusia dalam perbuatannya ditentukan oleh Allah.” Adapun ayat-ayat yang membawa kepada paham Jabariyah adalah Al-An’am : 112 yang artinya “Dan demikianlah Kami jadikan bagi tiap-tiap nabi itu musuh, yaitu setan-setan (dari jenis) manusia dan (dari jenis) jin, sebahagian mereka membisikkan kepada sebahagian yang lain perkataan-perkataan yang indah-indah untuk menipu (manusia). Jika Tuhanmu menghendaki, niscaya mereka tidak mengerjakannya, maka tinggalkanlah mereka dan apa yang mereka ada-adakan” dan As-Shaafaat : 96. (وَاللَّهُ خَلَقَكُمْ وَمَا تَعْمَلُونَ) yang artinya “Padahal Allah-lah yang menciptakan kamu dan apa yang kamu perbuat itu".

f.Aliran Qodariyah
Menurut aliran Qodariah “ Manusia memiliki kemerdekaan dalam kehendak dan perbuatannya”. Adapun ayat-ayat yang membawa kepada pemahaman qodariyah adalah Al-Kahfi : 29 yang artinya Dan katakanlah: "Kebenaran itu datangnya dari Tuhanmu; maka barangsiapa yang ingin (beriman) hendaklah ia beriman, dan barang siapa yang ingin (kafir) biarlah ia kafir". Sesungguhnya Kami telah sediakan bagi orang-orang lalim itu neraka, yang gejolaknya mengepung mereka. Dan jika mereka meminta minum, niscaya mereka akan diberi minum dengan air seperti besi yang mendidih yang menghanguskan muka. Itulah minuman yang paling buruk dan tempat istirahat yang paling jelek dan Ar-Ra’du : 11 yang artinya
“Bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya bergiliran, di muka dan di belakangnya, mereka menjaganya atas perintah Allah. Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum, maka tak ada yang dapat menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain Dia.”


KESIMPULAN

Dengan mempelajari materi kulasi Ilmu Kalam ini, mudah-mudahan dapat memberikan
sedikit pemahaman bagi mahasiswa yang membacanya. Karena Ilmu Kalam ini sangat penting untuk memahami apa-apa yang telah menjadi firqoh-firqoh di dalamnya. Jangan sampai kita ini bersifat taklid terhadap suatu pendapat firqoh saja, melainkan kita harus memahami latar belakang, maksud dan tujuan dari firqoh-firqoh tersebut.

SELESAI

Tidak ada komentar: