Senin, 02 Agustus 2010

ilmu kalam 2

C.SUMBER-SUMBER ILMU KALAM:
1.Al-Qur’an
Al-Qur’an sebagai sumber Ilmu Kalam, Al-Qur’an banyak menyinggung hal yang berkaitan dengan masalah ketuhanan, diantaranya adalah :
a.Q.S Al-Ikhlas (112) : 3-4. Ayat ini menunjukkan bahwa Tuhan tidak beranak dan
diperanakkan, serta tidak ada sesuatu pun di dunia ini yang tampak sekutu (sejajar) dengan-Nya.
b.Q.S Asy-Syura (42) : 7. Ayat ini menunjukkan bahwa Tuhan tidak menyerupai apapun di dunia ini. Ia Maha Mendengar dan Maha Mengetahui.
c.Q.S Al-Furqan (25) : 59. Ayat ini menunjukkan bahwa Tuhan Yang Maha Penyayang
bertahta di atas “Arsy”. Ia pencipta langit, bumi, dan semua yang ada di antara keduanya.
d.Q.S Al-Fath (48) : 10. Ayat ini menunjukkan Tuhan mempunyai “tangan” yang selalu
berada di atas tangan orang-orang yang melakukan sesuatu selama mereka berpegang teguh dengan janji Allah.
e.Q.S Thaha (20): 39. Ayat ini menunjukkan bahwa Tuhan mempunyai “mata” yang
selalu digunakan untuk mengawasi seluruh gerak, termasuk gerakan hati makhluk-Nya.
f.Q.S Ar-Rahman (55) : 27. Ayat ini menunjukkan bahwa Tuhan mempunyai “wajah” yang
tidak akan rusak selama-lamanya.
g.Q.S An-Nisa’ (4) : 125. Ayat ini menunjukkan bahwa Tuhan menurunkan aturan berupa agama. Seseoarang akan dikatakan telah melaksanakan aturan agama apabila melaksanakannya dengan ikhlas karena Allah.
h.Q.S Luqman (31) : 22. Ayat ini menunjukkan bahwa orang yang telah menyerahkan
dirinya kepada Allah disebut sebagai orang muhsin.
i.Q.S Ali Imran (3) : 83. Ayat ini menunjukkan bahwa Tuhan adalah tempat kembali
segala sesuatu, baik secara terpaksa maupun secara sadar.
j.Q.S Ali Imran (3) :84-85. Ayat ini menunjukkan bahwa Tuhanlah yang menurunkan
petunjuk jalan kepada para nabi.
k.Q.S Al-Anbiya (21) : 92. Ayat ini menunjukkan bahwa manusia dalam berbagai suku,
ras, atau etnis, dan agama apapun adalah umat Tuhan yang satu. Oleh sebab itu, semua umat, dalam kondisi dan situasi apapun, harus mengarahkan pengabdiannya hanya kepada-Nya.
l.Q.S Al-Hajj (22) : 78. Ayat ini menunjukkan bahwa seseorang yang ingin melakukan
suatu kegiatan yang sungguh-sungguh akan dikatakan sebagai “jihad” kalau dilakukannya hanya karena Allah SWT semata.


2.Hadits

Hadits Nabi saw. Pun banyakmembicarakan masalah-masalah yang dibahas ilmu kalam. Diantaranya adalah :
•Hadits yang artinya : “Diriwayatkan dari Abu Hurairah r.a katanya, Pada suatu hari ketika Rasulullah saw. Berkata bersama kaum muslimin, datanglah seorang laki-laki kemudian bertanya kepada beliau, “Wahai Rasulullah, ‘apakah yang dimaksudkan dengan iman?’ Rasul menjawab,’ Yaitu, kamu percaya kepada Allah, para malaikat, semua kitab yang diturunkan, hari pertemuan dengan-Nya, para rasul dan hari kebangkitan. ‘Lelaki itu bertanya lagi,’Wahai Rasulullah, apakah pula yang dimaksudkan dengan Islam? Rasulullah menjawab, Islam adalah mengabdikan diri kepada Allah dan tidak menyekutukan-Nya dengan perkara lain, mendirikan shalat yang telah difardhukan, mengeluarkan zakat yang diwajibkan, dan berpuasa pada bulan Ramadhan.’ Kemudian lelaki itu bertanya lagi,’Wahai Rasulullah! Apakah ihsan itu? Rasulullah saw menjawab, ‘Hendaklah engkau beribadah kepada Allah seolah-olah engkau melihat-Nya. Sekiranya engkau tidak melihat-Nya, ketahuilah bahwa Dia senantiasa memperhatikanmu.’ Lelaki tersebut bertanya lagi, ‘Wahai Rasulullah, bilakah aku tidak lebih tahu darimu, tetapi aku akan ceritakan kepadamu mengenai tanda-tandanya. Apabila seorang hamba melahirkan majikannya, itu adalah sebagian dari tandanya. Apabila seorang miskin menjadi pemimpin masyarakat, itu juga tandanta. Apabila masyarakat yang asalnya pengembala kambing mampu bersaing dalam mendirikan bangunan-bangunan mereka, itu juga tanda akan terjadi kiamat. Hanya lima perkara itu saja sebagian dari tanda-tanda yang kuketahui. Selain dai itu Allah saja Yang Maha Mengetahuinya.’ Kemudian Rasulullah saw, membaca surat Luqman ayat 34,’Sesungguhnya Allah lebih mengetahui bilakah akan terjadi hari kiamat, disamping itu Dialah juga yang menurunkan hujan dan mengetahui apa yang ada dalam rahim ibu yang mengandung. Tiada seorang pun mengetahui apakah yang
diusahakannya pada keesokan hari, yaitu baik atau jahat, tiada seorang pun yang
mengetahui di manakah dia akan menemui ajalnya. Sesungguhnya Allah Maha
Mengetahui lagi amat meliputi pengetahuan-Nya.’ Kemudian lelaki itu beranjak dari situ. Rasulullah saw terus bersabda kepada sahabatnya,’Panggil orang kembali itu.’ Lalu para sahabat mengejar kea rah lelaki tersebut dan memanggilnya kembali, tetapi lelaki tersebut telah hilang. Rasulullah saw. Pun bersabda, ‘lelaki tadi adalah Jibril a.s. kedatangnnya adalah untuk mengajar manusia tentang agama mereka.

Ada pula beberapa hadits yang kemudian dipahami sebagian ulama sebagai prediksi
Nabi mengenai kemunculan berbagai golongan dalam Ilmu Kalam.
Syaikh Abdul Qadir mengomentari bahwa Hadits yang berkaitan dengan faksi umat ini,
yang merupakan salah satu kajian ilmu kalam, mempunyai sanad yang sangat banyak.
Diantara sanad yang sampai kepada Nabi adalah berasal dari beberapa sahabat, seperti Anas bin Malik, Abu Huairah, Abu Ad-Darda, Jabir, Abu said Al-Khudri, Abu Abi Kaab, Abdullah bin Amr bin Al-Ash, Abu Ummah, Watsilah bin Al-Aqsa.

3. Pemikiran Manusia
Sebelum filsafat Yunani masuk dan berkembang di dunia Islam sendiri atau pemikiran yang berasal dari luar umat Islam.
Sebenarnya umat islam telah menggunakan rasionalnya untuk menjelaskan hal-hal yang yang berkaitan dengan ayat-ayat Al-Qur’an, terutama dengan yang belum jelas maksudnya (al-mutasyabihat). Keharusan untuk menggunakan rasio ternyata mendapat pijakan dari beberapa ayat Al-Quran, diantaranya :

Q.S Muhammad (47) : 24
أَفَلا يَتَدَبَّرُونَ الْقُرْآنَ أَمْ عَلَى قُلُوبٍ أَقْفَالُهَا
Artinya :
“Maka apakah mereka tidak memperhatikan Al-Qur'an ataukah hati mereka terkunci?”

( Q.S Qaf (50) : 6-7).
أَفَلَمْ يَنْظُرُوا إِلَى السَّمَاءِ فَوْقَهُمْ كَيْفَ بَنَيْنَاهَا وَزَيَّنَّاهَا وَمَا لَهَا مِنْ فُرُوجٍ وَالأرْضَ مَدَدْنَاهَا وَأَلْقَيْنَا فِيهَا رَوَاسِيَ وَأَنْبَتْنَا فِيهَا مِنْ كُلِّ زَوْجٍ بَهِيجٍ
Artinya :
“Maka apakah mereka tidak melihat akan langit yang ada di atas mereka, bagaimana Kami meninggikannya dan menghiasinya dan langit itu tidak mempunyai retak-retak sedikit pun?Dan Kami hamparkan bumi itu dan Kami letakkan padanya gunung-gunung yang kokoh dan Kami tumbuhkan padanya segala macam tanaman yang indah dipandang mata.”

Ayat serupa dapat ditemukan pada An-Nahl (16) : 68-69, Al-Jaatsiyah(45) : 12-13; Al-Isra’ (17) : 44; Al-An’am (6) : 97-98; At-Taubah (9) : 122; Ath-Thariq (86) : 5-7; Al-Ghatsiyah (88) : 7-20; Shad (38) : 29; Muhammad (47) : 24; An-Nahl : 17; Az-Zumar (39) : 9; Adz-Dzariyat (51) : 47-49, dan lain-lain.

4.Insting

Secara instingtif, manusia selalu ingin ber-Tuhan dan hal ini telah berkembang sejak adanya manusia pertama. Abbas Mahmoud Al-Akkad menyatakan bahwa keberadaan mitos merupakan asal-usul agama di kalangan orang-orang primitif.Dikatakan oleh Mustafa Abdul Ar-Raziq bahwa ilmu ini bermula di tangan pemikir
Mu’tazilah, Abu Hasyim dan kawannya Imam Al-Hasan bin Muhammad bin Hanafiyah.
Orang pertama yang membentangkan pemikiran Islam secara lebih baik dengan logikanya adalah Imam Al-Asy’ari, tokoh ahli Sunnah Wal Jama’ah, malui tulisan yang terkenal yaitu Al-Maqalat.

D. AQIDAH POKOK YANG DISEPAKATI


Aqidah pokok yang disepakati maksudnya adalah aqidah yang mesti dipercayai oleh setiap muslim, yang merupakan salah satu unsure pertama dari unsure iman. Unsur pokok dari unsur keimanan adalah :

a.Wujud Allah ( Wahdaniyah, Qidam, Baqo, mukhalafatul lil hawaditsi, qiyamuhu binafsihi).
b.Bahwa Allah memiliki di antara hambanya dipandang layak untuk memikul risalah (rasul-rasulnya sejak dari Adam-Muhammad).
c.Adanya malaikat-malaikat, kitab-kitab suci yang merupakan kumpulan wahyu-wahyu Allah dan isi risalah Allah.
d.Mempercayai apa yang terkandung / termuat dalam risalah Tuhan itu antara lain : Iman pada hari akhir & pokok-pokok syariat.
Ke-empat unsur-unsur iman yang disepakati di atas terangkum dalam kalimat syahadat Lailahaillallah kumpulan aqidah Islam, Muhammadarrasulullah pokok-pokok syari’at.Pengakuan bahwa Allah Esa mengandung pengertian kesempurnaan aqidah tentang Allah. Pengakuan terhadap kerasulan Muhammad berarti membenarkan & meyakini dengan sempurna tentang adanya malaikat, kitab, hari akhir, pokok-pokok syari’at & hukum (Al-Baqoroh 177 dan 285).

G. AQIDAH POKOK YANG DIPERSELISIHKAN

Terjadinya perbedaan sudut pandang mengenai soal-soal yang timbul karena membahas aqidah & terjadi perbedaan tujuan / pengertian yang dipahami oleh masing-masing ulama. Padahal ilmu yang demikian itu tidak termasuk aqidah yang dibebankan agama utnuk penganutnya dan bukan pula garis pemisah antara sesame mukmin. Perbedaan pandangan banyak ditemui di kitab Tauhid & ilmu Kalam.
Misal : melihat Allah di syurga dengan mata, tentang dosa besar & tentang hal-hal yang akan terjadi di akhir zaman seperti kedatangan imam Mahdi, Dajjal, Turunnya nabi Isa, dll.
Sejarah perkembangan Ilmu pengetahuan menunjukkan bahwa masalah ini didebatkan untuk membentangkan aqidah-aqidah & persoalan itu menjadi lapangan ijtihad (pemikiran ulama) namun meruncing karena masing-masing mazhab / aliran Kalam mengagungkan pendapat mereka & dijadikan ukuran mana yang diterima / ditolak. Jelasnya disebabkan :
1.Tidak mempunyai dalil yang pasti & tegas. Sehingga ulama berbeda pendapat.
2.Kitab-kitab Tauhid / ilmu Kalam tidak mencakup sekedar soal-soal yang wajib di imani dengan mengungkapkan teori (pandangan) dalam hal yang tidak mempunyai alasan-alasan yang tegas & pasti.

Bersambung ke ilmu kalam 3

Tidak ada komentar: