Selasa, 22 Februari 2011

Panasonic Scholarship for Indonesian Students in Japan from April 2011 to March 2014

The Panasonic Scholarship Program was established in 1998 in commemoration of the company’s 80th anniversary as a way for the company to express its appreciation to society. Its aim is to provide scholarship opportunities to privately financed students from Asian countries who wish to pursue a master’s course in Japan, to offer financial assistance to foster highly educated experts who can contribute to the development of their countries in the 21st century, and to promote mutual friendship between their home countries and Japan.

Eligibility
A privately financed student from Indonesia, who wishes to pursue a master’s course in Japan, should meet the following requirements:

Nationality:
Applicants must be citizens of Indonesia

Educational Background etc:
Applicants must be graduates or pending graduates of universities and have a distinguished academic record and must have completed 16 years of school education or have been accepted as eligible for enrollment at the targeted graduate schools. However, applicants must have completed their bachelor degrees no more than 4 years prior to the date of their arrival in Japan. (with age less than 26 years old in March 2011).

Specialization:
Applicants must major in any one of the science and technology disciplines. (Mathematics, Natural Science, Engineering, Bio-technology, Agricultural, and IT (Information Technology)
Note: This excludes medical science, pharmacology and dentistry

Japanese Language Proficiency:
Applicants must have adequate proficiency and knowledge in the Japanese language not only for studying at master’s level but also for understanding Japanese culture.

Health Conditions:
Applicants must be medically fit and must be strongly motivated to study in Japan.

Others:

* Applicants must be interested in and have the desire to contribute to the development of Indonesia and to promote friendship between Indonesia and Japan.
* Applicants must obtain a study visa and arrive in Japan by end of March 2011 to attend the award ceremony to be held at Panasonic Headquarters at the beginning of April 2011.
* Applicants who are receiving or will receive other scholarships including Japanese Government Scholarships are not eligible for the Panasonic Scholarship.
* Applicants who are already enrolled at graduate schools in Japan at the time of application are not eligible for the Panasonic Scholarship.

Number of students to be accepted
From all applicants, in preliminary stage (phase I) it will be only top 100 candidates enter to next stage. In phase II, there will be only 12 best candidates as finalist. In final stage, through interview, group discussion and other process, the 3 most qualified finalist will be selected to be Panasonic Scholarship Nominees.

Duration of Panasonic Scholarship
Panasonic Scholarship will be provided for three years from April 2011 to March 2014, which covers
Year One — Enrollment as research students in universities in Japan and Japanese-language training in Japanese-language institutes.
Year Two & Three — Register and complete master’s course in Japan. The entire period shall not exceed three years in any circumstances.
The entire period shall not exceed three years in any circumstances. The scholarship will be terminated if a scholarship recipient fails to gain admission to master course in Japan within one year after arrival in Japan (end March, 2011).

Contents of Panasonic Scholarship
Assistance Before Arrival in Japan
Including Application Fee and Entrance Fee Assistance for research student and Air Ticket to Japan will provide before leaving for Japan (details will be forwarded to nominated students later)
Scholarship After Arrival in Japan
The scholarship to be provided after arrival in Japan is described below. The duration of the scholarship is limited to the standard education periods as follows:a maximum of 1 year for a research student and 2 years for a master’s course at graduate school. However, the duration of the scholarship is to be shortened accordingly in case where the student’s course of study is less than the standard education period. *Panasonic highly recommends Panasonic Scholarship students (incl. nominated students) to be a research student for 1 (one) year in order for them to improve Japanese proficiency, to contact with Japanese culture and to set the basic direction of future research theme.

2.1 Research Student of Graduate School
*Basic Scholarship : ¥150,000 per month
*Tuition Assistance : Actual Amount (a maximum of ¥200,000 to be paid each half year)

2.2 Master’s Course of Graduate School
In the case where students are able to take master’s courses within one year after arrival in Japan, the scholarship to be paid is as set out below.
*Basic Scholarship : ¥180,000 per month
*Entrance Fee Assistance : Actual Amount (a maximum of ¥250,000 to be paid)
*Tuition Assistance : Actual Amount (a maximum of ¥250,000 to be paid per each half year)

For more information please visit:

http://www.panasonicscholarship.com/content/view/1/5/

selengkapnya......

Beasiswa PIRAC

Ketentuan Umum:
* Dikhususkan untuk Mahasiswa program Sarjana (S-1) yang memiliki prestasi akademik, duduk di semester 5 (lima) s.d. 9 (sembilan) dibuktikan dengan transkrip nilai.
* Aktif sebagai relawan/ volunteer di LSM/ organisasi yang bergerak di bidang pengembangan kegiatan sosial sekurang-kurangnya 1 (satu) tahun.
* Tidak sedang menerima beasiswa dari lembaga/ perorangan lain
* Berusia antara 18 s.d. 25 tahun
* Mengajukan surat permohonan kepada Panitia dengan menyertakan Daftar Riwayat Aktivitas lengkap.

Ketentuan Khusus:
* Menyertakan Daftar Riwayat Aktivitas, yang menggambarkan riwayat aktivitas sebagai relawan/mahasiswa,
* Mencantumkan nama Bank dan nomor rekening penerima beasiswa serta email,
* Melampirkan fotokopi Kartu Tanda Mahasiswa dan atau Kartu Tanda Penduduk
* Pasfoto hitam putih 4 x 6 satu lembar
* Melampirkan keterangan/transkrip nilai akademik sampai dengan semester terakhir yang telah disahkan.
* Surat keterangan tidak sedang menerima beasiswa lain
* Surat keterangan telah menjadi relawan/volunteer sekurang-kurangnya selama 1 (satu) tahun dari lembaga sosial
* Melampirkan fotokopi akta notaris lembaga (dari 3 halaman pertama)
* Menulis Essai/Opini bertema "Kedermawanan Sosial di Indonesia". Tulisan Opini bebas dibuat pada kertas HVS A4, 5000 - 10.000 karakter dengan spasi 1,5.

Bagi mahasiswa yang memenuhi persyaratan dan berminat untuk mengikuti program beasiswa ini dapat mengirimkan permohonan kepada :

Panitia Beasiswa PIRAC
Jl. Mampang Prapatan XI No. 39
Jakarta Selatan 12790
Telp. (021) 791-90-752 / 794-2428
Fax: (021) 79190752.
Email: pirac@cbn.net.id

Permohonan beasiswa dapat disampaikan setiap awal semester. Keputusan akhir penerima beasiswa ditetapkan dan diumumkan Panitia melalui Buletin Galang, website http://www.pirac.or.id dan email pendaftar. Berkas pendaftar yang tidak diterima dapat dikembalikan bila disertai perangko secukupnya.

Program Beasiswa ini terselenggara atas dukungan dan sumbangan tidak mengikat dari berbagai pihak. Sumbangan dikumpulkan oleh panitia dengan mengumumkan program beasiswa ini di Buletin Galang dan media-media lain. Para donatur akan menerima Informasi dan laporan aktivitas melalui buletin GALANG atau melalui Web PIRAC

selengkapnya......

Beasiswa Djarum

Beasiswa & Pengembangan Karakter
Djarum menyadari, pendidikan merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan bangsa dalam mewujudkan masa depan yang lebih baik.

Oleh sebab itu, sejak tahun 1984 melalui program Djarum Bakti Pendidikan, Djarum memberikan beasiswa kepada para mahasiswa-mahasiswi strata satu berprestasi tinggi dari berbagai Perguruan Tinggi baik Negeri maupun Swasta di seluruh Indonesia. Untuk semakin menegaskan komitmennya memajukan dunia pendidikan, mulai tahun ini Djarum Bakti Pendidikan telah berubah menjadi Djarum Beasiswa Plus. Hal ini sesuai dengan arah kegiatan CSR PT Djarum di bidang pendidikan yang akan fokus dan identik dengan pemberian beasiswa.

Para calon penerima Djarum Beasiswa Plus tersebut diseleksi secara ketat dan harus memenuhi persyaratan IQ dan EQ sehingga mereka memiliki kecerdasan emosional dalam proses meraih prestasi.


Selain mendapat bantuan biaya pendidikan, para penerima Djarum Beasiswa Plus (Beswan Djarum)juga menerima manfaat lain berupa program pengembangan karakter yang merupakan kelebihan dari Program Djarum Beasiswa Plus , yaitu dengan mengikuti seminar/lokakarya, pelatihan-pelatihan, leadership, motivasi, outbound, practical skills, maupun kewirausahaan (entrepreneur skill) dan lain-lain agar para Beswan Djarum bisa mandiri dan menjadi pemimpin arif.

Setiap setahun sekali, kecerdasan mereka diasah melalui Lomba Karya Tulis Beswan Djarum (LKT-BD) untuk mengasah kemampuan dan kualitas berpikir kreatif dan inovatif.

Seluruh Beswan Djarum juga berkesempatan untuk berkunjung ke pabrik PT Djarum di Kota Kudus sekaligus menghadiri malam pelantikan sebagai Beswan Djarum dalam satu perhelatan Silaturahmi Nasional

Pada tahun 2003 Ikatan Penerima Beasiswa Djarum (IPBSD) menjadi Ikatan BESWAN DJARUM, singkatan dari Ikatan BEASISWAWAN DJARUM. Sejak itu pula para penerima Djarum Beasiswa Plus disebut dengan Beswan Djarum.

Terus berkomitmen pada dunia pendidikan
Seiring dengan bertambahnya jumlah Beswan Djarum, diperlukan suatu wadah untuk menampung kegiatan bagi para mahasiswa penerima beasiswa Djarum. Wadah tersebut dinamakan Ikatan Penerima Beasiswa Djarum (IPBSD) yang pada tahun 2003 disempurnakan menjadi Ikatan BESWAN DJARUM, singkatan dari Ikatan BEASISWAWAN DJARUM. Sejak itu pula para penerima Djarum Beasiswa Plus disebut dengan Beswan Djarum.

Untuk mempertajam kepekaan sosial, Ikatan BESWAN DJARUM secara rutin melakukan berbagai kegiatan sosial dan diklat internal bagi para anggotanya. Mereka juga belajar untuk memiliki rasa berbagi dengan mengajar anak-anak yang tidak mampu di lingkungan masing-masing. Adanya Ikatan BESWAN DJARUM, manfaat yang diperoleh para Beswan Djarum tidak hanya terbatas pada nilai nominal yang diterima setiap bulan.

Melewati usia seperempat abad Program Djarum Beasiswa Plus berjalan, lebih dari 6300 mahasiswa-mahasiswi dari 70 Perguruan Tinggi Negeri dan Swasta di Indonesia telah menerima Djarum Beasiswa Plus.

Djarum akan terus konsisten dan berusaha menjaga komitmen demi tercapainya masa depan yang penuh cita-cita luhur. Sebuah semangat yang tak akan pernah berhenti untuk terus melahirkan generasi berprestasi.

Persyaratan menjadi penerima program Djarum Beasiswa Plus
UMUM :
Pria atau wanita.
Sedang menempuh Tingkat Pendidikan S1 (Strata 1).
Prestasi Akademik dengan IPK diatas 3.00, telah menyelesaikan 4 semester (kondisi keuangan keluarga menjadi salah satu pertimbangan).
Aktif mengikuti kegiatan-kegiatan organisasi di Kampus.
Tidak sedang menerima beasiswa dari pihak lain.

ADMINISTRASI :
Mahasiswa mengajukan surat permohonan beasiswa kepada perguruan tinggi melalui Direktur Administrasi Kemahasiswaan atau Pembantu Rektor III .
Fotocopy Kartu Hasil Studi Semester 4 (empat).
Fotocopy sertifikat kegiatan organisasi/surat keterangan aktif berorganisasi.
Surat keterangan dari kampus tidak sedang menerima beasiswa dari pihak lain.
Fotocopy KTP.
Satu lembar foto ukuran 4 x 6 cm berwarna memakai jas almamater.

TES SELEKSI :
Mengikuti psikotes.
Wawancara.
Membuat tulisan singkat.

Program Djarum Beasiswa Plus
Djarum Beasiswa Plus diberikan selama 2 (dua) semester berurutan atau 1 (satu) tahun.
Besarnya dana Djarum Beasiswa Plus pada tahun ajaran 2010/2011 sebesar Rp. 600.000,-(enam ratus ribu rupiah) per bulan.
Menerima pelatihan soft skills seperti : outbound, leadership training, practical skills dan entrepreneurship.

Sumber resmi : http://www.djarumbeasiswaplus.com

selengkapnya......

Selasa, 14 Desember 2010

Kami menyediakan 2 paket pilihan yang dapat anda pilih sesuai keinginan anda, adapun rincian paket tersebut ialah :
PAKET A
1. Perorang Rp 550.000,-
2. Berziarah kesemua Makam
3. Mengunjungi 2 tempat wisata pilihan
4. Perjalanan dilakukan selama 6 hari
5. Dokumentasi
6. Dll
PAKET B
1. Perorang Rp. 750.000,-
2. Berziarah kesemua Makam
3. Mengunjungi 3 tempat Wisata
4. Perjalanan dilakukan selama 7 hari
5. Disediakan Penginapan
6. Dokumentasi
7. Dll

Tempat Pendaftaran :
Jl. Jamrud No. 17 Rt. 06 Kelurahan Pasar Pagi ( Belakang Mall Mesra Indah ), Samarinda, Kalimantan Timur
Jl. Siti Aisyah, Blok 16, Rt. 06, No. 42, Kelurahan Teluk Lerong, Samarinda, Kalimantan Timur
Contact Person :
• 085246979721
• 08134636531
Keramahan serta Ketulusan adalah motto utama kami

selengkapnya......

TOUR & ZIARAH
MAKAM ULAMA BANJAR DAN WISATA PILIHAN KALIMANTAN SELATAN

Kalimantan Selatan merupakan salah satu Provinsi yang didalamnya bertaburan ulama-ulama terkenal, diantaranya Syekh Muhammad Arsyad Al-Banjari, KH. Muhammad Zaini abdul Ghani ( guru izai ), Syekh Zainal Ilmi, Syekh Kasful Anwar, dan masih banyak lagi yang lainnya. Yang kemasyhurannya begitu mengharumkan nama Kalimantan Selatan baik ketika beliau-beliau masih hidup maupun ketika beliau-beliau telah meninggal dunia.
Disampaing memiliki Ulama-Ulama yang Alim, Kalimantan Selatan juga memiliki berbagi Objek wisata yang tak diragukan lagi keunikan serta keindahannya, diantaranya Pasar Terapung yang dimana pasar tersebut terjadi diatas sungai, Pulau kembang yaitu suatu pulau yang dimana terdapat begitu banyak monyet, Tambak merupakan suatu tempat yang dimana terdapat sebuah tempat makan yang digelar di atas air, dan masih banyak lagi tempat-tempat lain yang tak kalah unik serta indahnya.
Kami dari Tour & Ziarah memberikan peluang serta menyediakan jasa kepada anda untuk dapat berziarah serta bersilaturahmi ke tempat-tempat tersebut. Kami akan memfasilitasi transportasi serta mengakomodasi perjalanan anda, serta memberikan pelayanan terbaik kepada anda dengan harga yang terjangkau.

Adapun rute wisata yang kami sediakan adalah :
RUTE ZIARAH
• Makam Syekh Muhammad arsyad Al-Banjari (Datu Kelampayan )
• Makam Syekh Zaini Abdul Ghani
• Makam Syekh Zaini Ilmi
• Makam Syekh Semman Mulia
• Makam Syekh Semman Jalil
• Makam Syekh Kasful Anwar
• Makam Syekh Husin Kadri
• Makam Syekh Sya’rani
• Makam Habib Basirih
• Makam Pengeran Suryansyah
• Makam Taniran
• Makam Wali Katum
• Makam Durunnapis
• Makam Wali Madnoor Takisung
• Makam Datu Sanggul
• Makam Datu Suban
• Makam Datu Abulung
• Makam Datu Nuraya ( Makam Terpanjang )
• Makam Datu Buat ( Istri Datu Kelampayan )
• Makam Kedua orang tua Syekh Muhammad Arsyad

RUTE WISATA PILIHAN
• Pasar Terapung
• Pulau Kembang ( Pulau Monyet )
• Bendungan Riam Kanan ( Pulau Pinus )
• Jembatan Barito
• Pagat ( Batu Benawa )
• Tambak ( Makan-makan di atas air )
• Loksado
• Candi Agung
• Pantai Takisung
• Pantai Pagatan
• Silaturrahmi guru-guru spiritual
Dan adapun tentang informasi pemesanan serta contact personnya silahkan klik disini.

selengkapnya......

Sabtu, 04 Desember 2010

Biografi beberapa Imam-Imam hadits

BIOGRAFI IMAM ABU DAUD

• Menurut Abdurrahman bin Abi Hatim, bahwa nama Abu Daud adalah Sulaiman bin al Asy’ats bin Syadad bin ‘Amru bin ‘Amir.
• Menurut Muhammad bin Abdul ‘Aziz Al Hasyimi; Sulaiman bin al Asy’ats bin Basyar bin Syadad.

• Tanggal lahir
Beliau dilahirkan pada tahun 202 H. disandarkan kepada keterangan dari murid beliau, Abu Ubaid Al Ajuri ketika beliau wafat, dia berkata: aku mendengar Abu Daud berkata : Aku dilahirkan pada tahun 202 Hijriah”

• Aktifitas beliau dalam menimba ilmu
Beliau semenjak kecil memiliki keahlian untuk menimba ilmu yang bermanfaat. Semua itu ditunjang dengan adanya keutamaan yang telah di anugerahkan Allah kepadanya berupa kecerdasan, kepandaian dan kejeniusan, disamping itu juga adanya masyarakat sekelilingnya yang mempunyai andil besar dalam menimba ilmu. Dia semenjak kecil memfokuskan diri untuk belajar ilmu hadits, maka kesempatan itu dia gunakan untuk mendengarkan hadits di negrinya Sijistan dan sekitarnya. Kemudian dia memulai rihlah ilmiahnya ketika menginjak umur delapan belas tahun. Dia merupakan sosok ulama yang sering berkeliling mencari hadits ke berbagai belahan negri Islam, banyak mendengar hadits dari berbagai ulama, maka tak heran jika dia dapat menulis dan menghafal hadits dengan jumlah besar yaitu setengah juta atau bahkan lebih dari itu. Hal ini merupakan modal besar bagi berbagai karya tulis beliau yang tersebar setelah itu keberbagai pelosok negri islam, dan menjadi sandaran dalam perkembangan keilmuan baik hadits maupun disiplin ilmu lainnya.Rihlah beliau Iman Abu Daud adalah salah satu Iman yang sering berkeliling mencari hadits ke negri-negri Islam yang ditempati para Kibarul Muhadditsin, beliau mencontoh para syaikhnya terdahulu dalam rangka menuntut ilmu dan mengejar hadits yang tersebar di berbagai daerah yang berada di dada orang-orang tsiqat dan Amanah. Dengan motivasi dan semangat yang tinggi serta kecintaan beliau sejak kecil terhadap ilmu-ilmu hadits, maka beliau mengadakan perjalanan (Rihlah) dalam mencari ilmu sebelum genap berusia 18 tahun.

Adapun negri-negri islam yang beliau kunjungi diantaranya adalah;
1. Iraq; Baghdad merupakan daerah islam yang pertama kali beliau masuki, yaitu pada tahun 220 hijriah
2. Kufah; beliau kunjungi pada tahun 221 hijriah.
3. Bashrah; beliau tinggal disana dan banyak mendengar hadits di sana, kemudian keluar dari sana dan kembali lagi setelah itu.
4. Hijaz; mendengar hadits dari penduduk Makkah, kemungkinan besar saat itu perjalanan beliau ketika hendak menunaikan ibadah haji.
5. Mesir
6. Khurasan; Naisabur dan Harrah, dan mendengar hadits dari penduduk Baghlan.
7. Ar Ray
8. Sijistan; tempat tinggal asal beliau, kelaur dari sana kemudian kembali lagi, kemudian keluar menuju ke Bashrah.


• Guru-guru beliau
Di antara guru beliau yang terdapat di dalam sunannya diantaranya adalah
Ahmad bin Muhammmad bin Hanbal as Syaibani al Bagdadi, Yahya bin Ma’in Abu Zakariya, Ishaq binIbrahin bin Rahuyah abu ya’qub al Hanzhali, Utsman bin Muhammad bin abi Syaibah abu al Hasan al Abasi al Kufi, Muslim bin Ibrahim al Azdi, Abdullah bin Maslamah bin Qa’nab al Qa’nabi al Harits al Madani, Musaddad bin Musarhad bin Musarbal, Musa bin Ismail at Tamimi, Muhammad bin Basar, Zuhair bin Harbi (Abu Khaitsamah) Dan masih banyak yang lainnya .

• Murid-murid beliau
Diantara murid-murid beliau, antara lain Imam Abu ‘Isa at Tirmidzi, Imam Nasa’i, Abu Ubaid Al Ajuri, Abu Thayyib Ahmad bin Ibrahim Al Baghdadi (Perawi sunan Abi Daud dari beliau), Abu ‘Amru Ahmad bin Ali Al Bashri (perawi kitab sunan dari beliau), Abu Bakar Ahmad bin Muhammad Al Khallal Al Faqih, Isma’il bin Muhammad Ash Shafar, Abu Bakr bin Abi Daud (anak beliau), Zakaria bin Yahya As Saaji.

• Hasil karya beliau
Adapun hasil karya beliau yang sampai kepada kita adalah As Sunan, Al marasil, Al Masa’il, Ijabaatuhu ‘an su’alaati Abi ‘Ubaid al Ajuri, Risalatuhu ila ahli Makkah, Tasmiyyatu al Ikhwah alladziina rowaa ‘anhum al hadits, Kitab az zuhd.

• Wafatnya beliau
Abu ‘Ubaid al Ajuri menuturkan; ‘Imam abu daud meninggal pada hari jum’at tanggal 16 bulan syawwal tahun 275 hijriah, berumur 73 tahun. Beliau meninggal di Busrah. Semoga Allah selalu melimpahkan rahmatNya dan meridlai beliau


BIOGRAFI IMAM TIRMIDZI

Nama lengkapnya adalah Imam al-Hafidz Abu ‘Isa Muhammad bin ‘Isa bin Saurah bin Musa bin ad-Dahhak As-Sulami at-Tirmidzi, salah seorang ahli hadits kenamaan, dan pengarang berbagai kitab yang masyur lahir pada 209 H di kota Tirmiz.
Nasab beliau:
1. As Sulami; yaitu nisbah kepada satu kabilah yang yang di jadikan sebagai afiliasi beliau, dan nisbah ini merupakan nisbah kearaban
2. At Tirmidzi; nisbah kepada negri tempat beliau di lahirkan (Tirmidz), yaitu satu kota yang terletak di arah selatan dari sungai Jaihun, bagian selatan Iran.
 Perkembangan dan Perjalanannya
Kakek Abu ‘Isa at-Tirmidzi berkebangsaan Mirwaz, kemudian pindah ke Tirmiz dan menetap di sana. Di kota inilah cucunya bernama Abu ‘Isa dilahirkan. Semenjak kecilnya Abu ‘Isa sudah gemar mempelajari ilmu dan mencari hadits. Untuk keperluan inilah ia mengembara ke berbagai negeri: Hijaz, Irak, Khurasan dan lain-lain.Dalam perlawatannya itu ia banyak mengunjungi ulama-ulama besar dan guru-guru hadits untuk mendengar hadits yang kem dihafal dan dicatatnya dengan baik di perjalanan atau ketika tiba di suatu tempat. Ia tidak pernah menyia-nyiakan kesempatan tanpa menggunakannya dengan seorang guru di perjalanan menuju Makkah. Kisah ini akan diuraikan lebih lanjut.
Setelah menjalani perjalanan panjang untuk belajar, mencatat, berdiskusi dan tukar pikiran serta mengarang, ia pada akhir kehidupannya mendapat musibah kebutaan, dan beberapa tahun lamanya ia hidup sebagai tuna netra; dalam keadaan seperti inilah akhirnya at-Tirmidzi meninggal dunia. Ia wafat di Tirmiz pada malam Senin 13 Rajab tahun 279 H dalam usia 70 tahun.Setelah pengembaraannya, imam At Tirmidzi kembali ke negrinya, kemudian beliau masuk Bukhara dan Naisapur, dan beliau tinggal di Bukhara beberapa saat. Negri-negri yang pernah beliau masuki adalah Khurasan, Bashrah, Kufah, Wasith, Baghdad, Makkah, Madinah, Ar Ray
 Guru-guru beliau
Imam at Tirmidzi menuntut ilmu dan meriwayatkan hadits dari ulama-ulama kenamaan.Di antara mereka adalah Qutaibah bin Sa’id, Ishaq bin Rahuyah, Muhammad bin ‘Amru As Sawwaq al Balkhi, Mahmud bin Ghailan, Isma’il bin Musa al Fazari, Ahmad bin Mani’, Abu Mush’ab Az Zuhri, Basyr bin Mu’adz al Aqadi, Al Hasan bin Ahmad bin Abi Syu’aib, Abi ‘Ammar Al Husain bin Harits, Abdullah bin Mu’awiyyah al Jumahi, Muhammad bin Humaid Ar Razi, Muhammad bin ‘Abdul A’la, Muhammad bin Rafi’, Imam Bukhari, Imam Muslim, Abu Dawud, Dan yang lainnya

 Murid-murid beliau
Kumpulan hadits dan ilmu-ilmu yang di miliki imam Tirmidzi banyak yang meriwayatkan, diantaranya adalah Abu Bakr Ahmad bin Isma’il As Samarqandi, Abu Hamid Abdullah bin Daud Al Marwazi, Ahmad bin ‘Ali bin Hasnuyah al Muqri, Ahmad bin Yusuf An Nasafi, Ahmad bin Hamduyah an Nasafi, Al Husain bin Yusuf Al Farabri, Hammad bin Syair Al Warraq, Daud bin Nashr bin Suhail Al Bazdawi, Ar Rabi’ bin Hayyan Al Bahili, Abdullah bin Nashr saudara Al Bazdawi, Abd bin Muhammad bin Mahmud An Safi dan yang lainnya.

 Persaksian para ulama terhadap beliau
Persaksian para ulama terhadap keilmuan dan kecerdasan imam Tirmidzi sangatlah banyak, diantaranya adalah:

1. Imam Bukhari berkata kepada imam At Tirmidzi; “ilmu yang aku ambil manfaatnya darimu itu lebih banyak ketimbang ilmu yang engkau ambil manfaatnya dariku.”
2. Al Hafiz ‘Umar bin ‘Alak menuturkan; “Bukhari meninggal, dan dia tidak meninggalkan di Khurasan orang yang seperti Abu ‘Isa dalam hal ilmu, hafalan, wara’ dan zuhud.”
3. Ibnu Hibban menuturkan; “Abu ‘Isa adalah sosok ulama yang mengumpulkan hadits, membukukan, menghafal dan mengadakan diskusi dalam hal hadits.”
4. Abu Ya’la al Khalili menuturkan; “Muhammad bin ‘Isa at Tirmidzi adalah seorang yang tsiqah menurut kesepatan para ulama, terkenal dengan amanah dandan keilmuannya.”
5. Al Mubarak bin al Atsram menuturkan; “Imam Tirmidzi merupakan salah seorang imam
hafizh dan tokoh.”

 Hasil karya beliau
Di antara hasil karya beliau yang sampai kepada kita adalah Kitab Al Jami’(terkenal dengan sebutan Sunan at Tirmidzi), Kitab Al ‘Ilal, Kitab Asy Syama’il an Nabawiyyah, Kitab Tasmiyyatu ashhabi rasulillah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Adapun karangan beliau yang tidak sampai kepada kita adalah Kitab At-Tarikh, Kitab Az Zuhd, Kitab Al Asma’ wa al kuna.

 Wafatnya beliau
Di akhir kehidupannya, imam at Tirmidzi mengalami kebutaan, beberapa tahun beliau hidup sebagai tuna netra, setelah itu imam atTirmidzi meninggal dunia. Beliau wafat di Tirmidz pada malam Senin 13 Rajab tahun 279 H bertepatan dengan 8 Oktober 892, dalam usia beliau pada saat itu 70 tahun.




BIOGRAFI IMAM NASA’I

Nama lengkap Imam al-Nasa’i adalah Abu Abd al-Rahman Ahmad bin Ali bin Syuaib bin Ali bin Sinan bin Bahr al-khurasani al-Qadi. Lahir di daerah Nasa’ pada tahun 215 H.
Ada juga sementara ulama yang mengatakan bahwa beliau lahir pada tahun 214 H. Beliau dinisbahkan kepada daerah Nasa’ (al-Nasa’i), daerah yang menjadi saksi bisu kelahiran seorang ahli hadis kaliber dunia. Beliau berhasil menyusun sebuah kitab monumental dalam kajian hadis, yakni al-Mujtaba’ yang di kemudian hari kondang dengan sebutan Sunan al-Nasa’i.

 Pengembaraan intelektual
Pada awalnya, beliau tumbuh dan berkembang di daerah Nasa’. Beliau berhasil menghafal al-Qur’an di Madrasah yang ada di desa kelahirannya. Beliau juga banyak menyerap berbagai disiplin ilmu keagamaan dari para ulama di daerahnya. Saat remaja, seiring dengan peningkatan kapasitas intelektualnya, beliaupun mulai gemar melakukan lawatan ilmiah ke berbagai penjuru dunia. Apalagi kalau bukan untuk guna memburu ilmu-ilmu keagamaan, terutama disiplin hadis dan ilmu Hadis.Belum genap usia 15 tahun, beliau sudah melakukan mengembar ke berbagai wilayah Islam, seperti Mesir, Hijaz, Iraq, Syam, Khurasan, dan lain sebagainya. Sebenarnya, lawatan intelektual yang demikian, bahkan dilakukan pada usia dini, bukan merupakan hal yang aneh dikalangan para Imam Hadis. Semua imam hadis, terutama enam imam hadis, yang biografinya banyak kita ketahui, sudah gemar melakukan perlawatan ilmiah ke berbagai wilayah Islam semenjak usia dini. Dan itu merupakan ciri khas ulama-ulama hadis, termasuk Imam al-Nasa’i.
Kemampuan intelektual Imam al-Nasa’i menjadi kian matang dan berisi dalam masa pengembaraannya. Namun demikian, awal proses pembelajarannya di daerah Nasa’ tidak bisa dikesampingkan begitu saja, karena justru di daerah inilah, beliau mengalami proses pembentukan intelektual, sementara masa pengembaraannya dinilai sebagai proses pematangan dan perluasan pengetahuan. Di antara negri yang beliau kunjungi adalah Iraq; Baghdad, Kufah, Bashrah, Haran, Maushil, Syam, Hijaz, Mesir

 Guru dan murid
Seperti para pendahulunya: Imam al-Bukhari, Imam Muslim, Imam Abu Dawud, dan Imam al-Tirmidzi, Imam al-Nasa’i juga tercatat mempunyai banyak pengajar dan murid. Para guru beliau yang nama harumnya tercatat oleh pena sejarah antara lain; Qutaibah bin Sa’id, Ishaq bin Ibrahim, Ishaq bin Rahawaih, al-Harits bin Miskin, Ali bin Kasyram, Imam Abu Dawud (penyusun Sunan Abi Dawud), serta Imam Abu Isa al-Tirmidzi (penyusun al-Jami’/Sunan al-Tirmidzi).
Sementara murid-murid yang setia mendengarkan fatwa-fatwa dan ceramah-ceramah beliau, antara lain; Abu al-Qasim al-Thabarani (pengarang tiga buku kitab Mu’jam), Abu Ja’far al-Thahawi, al-Hasan bin al-Khadir al-Suyuti, Muhammad bin Muawiyah bin al-Ahmar al-Andalusi, Abu Nashr al-Dalaby, dan Abu Bakrbin Ahmad al-Sunni. Nama yang disebut terakhir, disamping sebagai murid juga tercatat sebagai “penyambung lidah” Imam al-Nasa’i dalam meriwayatkan kitab Sunan al-Nasa’i.

 Hasil karya beliau
Imam Nasa`i mempunyai beberapa hasil karya, diantaranya adalah As Sunan Ash Shughra, As Sunan Al Kubra, Al Kuna, Khasha`isu ‘Ali, ‘Amalu Al Yaum wa Al Lailah, At Tafsir, Adl Dlu’afa wa al Matrukin, Tasmiyatu Fuqaha`i Al Amshar, Tasmiyatu man lam yarwi ‘anhu ghaira rajulin wahid, Dzikru man haddatsa ‘anhu Ibnu Abi Arubah, Musnad ‘Ali bin Abi Thalib, Musnad Hadits Malik, Asma`u ar ruwah wa at tamyiz bainahum, Al Ikhwah, Al Ighrab, Musnad Manshur bin Zadzan, Al Jarhu wa ta’dil

 Persaksian para ulama terhadap beliau
Dari kalangan ulama seperiode beliau dan murid-muridnya banyak yang memberikan pujian dan sanjungan kepada beliau, diantara mereka yang memberikan pujian kepada beliau adalah;
1. Abu ‘Ali An Naisaburi menuturkan; ‘beliau adalah tergolong dari kalangan imam kaum muslimin.’ Sekali waktu dia menuturkan; beliau adalah imam dalam bidang hadits dengan tidak ada pertentangan.’
2. Abu Bakr Al Haddad Asy Syafi’I menuturkan; ‘aku ridla dia sebagai hujjah antara aku dengan Allah Ta’ala.’
3. Manshur bin Isma’il dan At Thahawi menuturkan; ‘beliau adalah salah seorang imam kaum muslimin.’
4. Abu Sa’id bin yunus menuturkan; ‘ beliau adalah seorang imam dalam bidang hadits, tsiqah, tsabat dan hafizh.’
5. Al Qasim Al Muththarriz menuturkan; ‘beliau adalah seorang imam, atau berhak mendapat gelar imam.’

 Tutup Usia
Setahun menjelang kemangkatannya, beliau pindah dari Mesir ke Damsyik. Dan tampaknya tidak ada konsensus ulama tentang tempat meninggal beliau. Al-Daruqutni mengatakan, beliau di Makkah dan dikebumikan diantara Shafa dan Marwah. Pendapat yang senada dikemukakan oleh Abdullah bin Mandah dari Hamzah al-’Uqbi al-Mishri. Sementara ulama yang lain, seperti Imam al-Dzahabi, menolak pendapat tersebut. Ia mengatakan, Imam al-Nasa’i meninggal di Ramlah, suatu daerah di Palestina. Pendapat ini didukung oleh Ibn Yunus, Abu Ja’far al-Thahawi (murid al-Nasa’i) dan Abu Bakar al-Naqatah. Menurut pandangan terakhir ini, Imam al-Nasa’i meninggal pada tahun 303 H dan dikebumikan di Bait al-Maqdis, Palestina. Inna lillah wa Inna Ilai Rajiun. Semoga jerih payahnya dalam mengemban wasiat Rasullullah guna menyebarluaskan hadis mendapatkan balasan yang setimpal di sisi Allah. Amiiin.


BIOGRAFI IMAM IBNU MAJAH

Nama beliau adalah Muhammad bin Yazid bin Mâjah al Qazwînî. Ibnu Majah menuturkan tentang dirinya; “aku dilahirkan pada tahun 209 hijirah. Referensi-referensi yang ada tidak memberikan ketetapan yang pasti, di mana Ibnu Majah di lahirkan, akan tetapi masa pertumbuhan beliau berada di Qazwin. Maka bisa jadi Qazwin merupakan tempat tinggal beliau.

o Aktifitas beliau dalam menimba ilmu
Ibnu majah memulai aktifitas menuntut ilmunya di negri tempat tinggalnya Qazwin. Akan tetapi sekali lagi referensi-referensi yang ada sementara tidak menyebutkan kapan beliau memulai menuntut ilmunya. Di Qazwin beliau berguru kepada Ali bin Muhammad at Thanafusi, dia adalah seorang yang tsiqah, berwibawa dan banyak meriwayatkan hadits. Maka Ibnu Majah tidak menyia-nyiakan kesempatan ini, dia memperbanyak mendengar dan berguru kepadanya. Ath Thanafusi meninggal pada tahun 233 hijriah, ketika itu Ibnu Majah berumur sekitar 24 tahun. Maka bisa di tarik kesimpulan bahwa permulaan Ibnu Majah menuntut ilmu adalah ketika dia berumur dua puluh tahunan. Negeri yang di kunjunginya adalah Naisabur, Ar Ray, Baghdad, Kufah, Wasith Bashrah, Makkah, Madinah, damasqus, Himsh, Mesir



o Guru-guru beliau
Ibnu Majah sama dengan ulama-ulama pengumpul hadits lainnya, beliau mempunyai guru yang sangat banyak sekali. Diantara guru beliau adalah ‘Ali bin Muhammad ath Thanâfusî, Jabbarah bin AL Mughallas, Mush’ab bin ‘Abdullah az Zubair, Suwaid bin Sa’îd, Abdullâh bin Muawiyah al Jumahî, Muhammad bin Ramh, Ibrahîm bin Mundzir al Hizâmi, Muhammad bin Abdullah bin Numair, Abu Bakr bin Abi Syaibah, Hisyam bin ‘Ammar, Abu Sa’id Al Asya, dan yang lainnya.

o Murid-murid beliau
Keluasan ‘ilmu Ibnu Majah membuat para penuntut ilmu yang haus akan ilmu berkeliling dalam majlis yang beliau dirikan. Maka sangat banyak sekali murid yang mengambil ilmu darinya, diantara mereka adalah Muhammad bin ‘Isa al Abharî, Abu Thayyib Ahmad al Baghdadî, Sulaiman bin Yazid al Fami, ‘Ali bin Ibrahim al Qaththan, Ishaq bin Muhammad, Muhammad bin ‘Isa ash Shiffar, ‘Ali bin Sa’îd al ‘Askari, Ibnu Sibuyah, Wajdî Ahmad bin Ibrahîm, dan yang lainnya.

o Persaksian para ulama terhadap beliau
1. Al HafizhAl Khalili menuturkan; “(Ibnu Majah) adalah seorang yang tsiqah kabir, muttafaq ‘alaih, dapat di jadikan sebagai hujjah, memiliki pengetahuan yang mendalam dalam masalah hadits, dan hafalan.”
2. Al Hafizh Adz Dzahabi menuturkan; “(Ibnu Majah) adalah seorang hafizh yang agung, hujjah dan ahli tafsir.
3. Al Mizzi menuturkan; “(Ibnu Majah) adalah seorang hafizh, pemilik kitab as sunan dan beberapa hasil karya yang bermanfa’at.”

o Hasil karya beliau
Ibnu Majah adalah seorang ulama penyusun buku, dan hasil karya beliau cukuplah banyak. Akan tetapi sangat di sayangkan, bahwa buku-buku tersebut tidak sampai ke kita. Adapun diantara hasil karya beliau yang dapat di ketahui sekarang ini adalah Kitab as-Sunan yang masyhur, Tafsîr al Qurân al Karîm, Kitab at Tarîkh yang berisi sejarah mulai dari masa ash-Shahâbah sampai masa beliau.Wafatnya beliau Beliau meninggal pada hari senin, tanggal duapuluh satu ramadlan tahun dua ratus tujuh puluh tiga hijriah. Di kuburkan esok harinya pada hari selasa. Semoga Allah selalu melimpahkan rahmat dan keridlaan-Nya kepada beliau.

selengkapnya......

Senin, 02 Agustus 2010

ilmu kalam 3

H. SEJARAH MUNCULNYA ILMU KALAM & ALIRANNYA

Di awali oleh persoalan politik yaitu terbunuhnya khalifah ke-3 (utsman) oleh kaum pemberontak dari Mesir yang dipimpin oleh Abdullah bin Saba’ / “Abu Sauda”, Utsman tewas, melahirkan konsep permasalahan “Apakah tetap beriman / telah kafir, pelaku pembunuh Utsman itu dan atau pelaku dosa (dzolim itu)”? Konsep kafir mukmin melahirkan mazhab ilmu Kalam.dan di antara mazhab-mazhab tersebut adalah :


a.Khawarij
Aliran yang keluar dari barisan ‘Ali setelah arbitrase / majlis tahkim. Karena tidak puas dengan hasil arbtrase, maka mereka keluar dari barisan ‘Ali. Pemimpin ‘Abdullah bin Wahab ar Rosyidi. Dan ia tewas dipertempuran Nahrowan.
Tentang dosa besar menurut mereka “Orang berdosa besar adalah kafir dalam arti keluar dari Islam dna murtad maka ia wajib di bunuh.

b.Mazhab Murji’ah (Menunda)
Maksudnya menunda urusan tentang pelaku dosa besar sampai di akhirat. Tentang tokoh pendirinya, sulit dilacak. Diperkirakan mereka para muhaditsin dan para sahabat yang berpendirian demikian antara lain Abdullah ibnu umar (10 SH- 73 H). Mereka berpendapat Bahwa orang yang berbuat dosa besar tetap masih mukmin dan bukan kafir. Adapun soal dosa yang diperlukan terserah pada Allah untuk mengampuni / tidak mengampuni.

c.Mu’tazilah

Nama “Mu’tazilah” bukan ciptaan orang-orang mu’tazilah sendiri, tetapi diberikan oleh orang-orang lain. Orang-orang Mu’tazilah menamakan diri mereka “Ahli Keadilan & Ke-Esaan” (Ahlul adli wat tauhid). Nama “Mu’tazilah” diberian karena :
•Orang-orang Mu’tazilah menyalahi pendapat sebagian umat, karena mereka (orang-orang Mu’tazilah) mengatakan bahwa orang fasik, yaitu orang yang melakukan dosa besar, tidak mukmin dan tidak pula kafir.
•Wasil bin Atho’, pendiri aliran Mu’tazilah, berbeda pendapat dengan gurunya, yaitu Hasan Basri, dalam soal tersebut di atas, yang karenanya ia memisahkan diri dari pelajaran yang diajarkan gurunya & berdiri sendiri, kemudian mendapat pengikut banyak. Kemudian Hasan Basri berkata : “Wasil t elah memisahkan diri dari kami”. Sejak saat itu maka Wasil dan teman-temannya disebut golongan yang memisahkan diri”(Mu’tazilah).
Pendirinya wasil bin atho’ pendapatnya orang berdosa besar bukan kafir. Tetapi bukan pula mukmin. Orang semacam ini menurut mereka orang yang mengambil posisi antara 2 posisi.

d.Mazhab Ahlussunnah (Asy ‘ Ariyah)
Pendiri Abu Hasan Asy- Ary (260 – 324 H) “lebih kurang 600 = Masehi “ dia menentang Mazhab Mu’tazilah. Menurutnya “ Tidak mungkin orang berbuat dosa besar tidak mukmin, tidak kafir maka dirinya tidak kafir/ iman”.
Menurutnya,” Mukmin yang melakukan dosa besar bila wafat tanpa bertobat maka orang itu diampuni dosanya oleh Allah sehingga diakhirat orang itu langsung masuk syurga dan mungkin pula tidak diampuni maka ia dimasukan kedalam neraka dahulu baru masuk syurga.
“Berdasarkan hadits”.

e.Aliran Jabariyah

Menurut Jabariyah “Manusia tidak memiliki kebebasan / kemerdekaan dalam kehendak & perbuatannya, manusia dalam perbuatannya ditentukan oleh Allah.” Adapun ayat-ayat yang membawa kepada paham Jabariyah adalah Al-An’am : 112 yang artinya “Dan demikianlah Kami jadikan bagi tiap-tiap nabi itu musuh, yaitu setan-setan (dari jenis) manusia dan (dari jenis) jin, sebahagian mereka membisikkan kepada sebahagian yang lain perkataan-perkataan yang indah-indah untuk menipu (manusia). Jika Tuhanmu menghendaki, niscaya mereka tidak mengerjakannya, maka tinggalkanlah mereka dan apa yang mereka ada-adakan” dan As-Shaafaat : 96. (وَاللَّهُ خَلَقَكُمْ وَمَا تَعْمَلُونَ) yang artinya “Padahal Allah-lah yang menciptakan kamu dan apa yang kamu perbuat itu".

f.Aliran Qodariyah
Menurut aliran Qodariah “ Manusia memiliki kemerdekaan dalam kehendak dan perbuatannya”. Adapun ayat-ayat yang membawa kepada pemahaman qodariyah adalah Al-Kahfi : 29 yang artinya Dan katakanlah: "Kebenaran itu datangnya dari Tuhanmu; maka barangsiapa yang ingin (beriman) hendaklah ia beriman, dan barang siapa yang ingin (kafir) biarlah ia kafir". Sesungguhnya Kami telah sediakan bagi orang-orang lalim itu neraka, yang gejolaknya mengepung mereka. Dan jika mereka meminta minum, niscaya mereka akan diberi minum dengan air seperti besi yang mendidih yang menghanguskan muka. Itulah minuman yang paling buruk dan tempat istirahat yang paling jelek dan Ar-Ra’du : 11 yang artinya
“Bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya bergiliran, di muka dan di belakangnya, mereka menjaganya atas perintah Allah. Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum, maka tak ada yang dapat menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain Dia.”


KESIMPULAN

Dengan mempelajari materi kulasi Ilmu Kalam ini, mudah-mudahan dapat memberikan
sedikit pemahaman bagi mahasiswa yang membacanya. Karena Ilmu Kalam ini sangat penting untuk memahami apa-apa yang telah menjadi firqoh-firqoh di dalamnya. Jangan sampai kita ini bersifat taklid terhadap suatu pendapat firqoh saja, melainkan kita harus memahami latar belakang, maksud dan tujuan dari firqoh-firqoh tersebut.

SELESAI

selengkapnya......