STAIN
Samarinda merupakan kampus tercinta ku, disanalah aku meraih gelar sarjana ku,
dan disana pulalah ku menemukan dia, Nur Khalifah. Yaaa…dia adalah pacar ku
yang telah pergi dari ku, aku masih menganggapnya seorang pacar walaupun
mungkin dia tidak, terdengar naïf sekali sih tapi entah kenapa aku begitu sulit
untuk melepasnya, mungkin karena aku sudah begitu mencintainya, walaupun
hubungan kami hanya bertahan setahun lebih, tapi dia sudah memenuhi memori
dalam pikiran ku.
Awal
perkenalan kami bermula ketika ku semester 3, aku dan
ifah (nama panggilannya)
sama-sama dari jurusan Tarbiyah prodi Pendidikan Bahasa Inggris namun local
yang berbeda. Siang itu setelah mata kuliah pertama selesai, aku dan teman-teman
ku biasanya duduk sambil mengobrol di kursi taman depan local kami, biasanya ketika
kami berkumpul, semua prodi pasti ada, mulai dari prodi bahasa Inggris, Agama
islam, Kependidikan islam, bahasa Arab bahkan terkadang teman-teman dari
jurusan syariah dan dakwah juga ada, yaa…kami satu angkatan 2008 memang
terkenal angkatan yang rame karena waktu awal masuk kuliah kami sempat
diasramakan selama 6 bulan dan dari sanalah kami memulai keakraban sampai
sekarang. Kembali keawal perkenalan ku dengan ifah, ketika asik bercengkrama
dengan teman-teman, tiba-tiba seorang teman ku, ferdy, menepuk pundak ku dan
berkata “Lam, coba kamu liat keatas” sambil menunujuk kearah local bahasa
inggris yang lain, aku pun melihat lantai atas “kamu liatkan cewek yang pakai
kacamata itu?” ucap ferdy, “iya ku liat, kenapa emang?”sahutku, “cantik engga?”
ucap ferdy, “iya cantik, dagunya mirip guru zaini, kamu suka kah?”, “iya lam q
suka Cuma ku sudah punya pacar,,” ucap ferdy sambil mengerutkan wajahnya, dan
itu lah sepenggal pembicaraan yang mempertemukan ku dengan bidadari ku. Singkat
cerita mulai saat itulah ku awal melihat ifah, awalnya ku tidak begitu tertarik
dan ku anggap Cuma obrolan singkat kami yang biasa, tapi setelahnya tiap kali
aku dan ferdy berdua, lalu melihat ifah, ferdy pasti membicarakan dia, dia
selalu mengatakan “Ya Allah sungguh beruntung laki-laki yang mendapatkan
kecantikannya” sudah pasti mengenai kecantikannya. Ferdy menyuruh ku untuk
mendekati ifah, karena kebetulan saat itu aku masih belum mempunyai pacar,
awalnya aku tidak begitu menanggapi omongan ferdy tapi ketika salah satu mata
kuliah yang mengharuskan kami untuk menggabungkan local ku dan local ifah,
disitulah aku mulai memperhatikan ifah saat itu dia memakai jilbab warna putih
terlihat begitu cantik, dalam bathin ku berkata “Subhanallah, cantiknya cewek ini,
tidak salah ferdy suka dengannya” akhirnya ku coba bertanya kepada temanku
tentang namanya dan aku pun tahu kalau namanya Nur Khalifah. Setelah hari itu
aku pun makin sering memperhatikannya, tiap istirahat aku sengaja duduk di
depan local hanya untuk melihat dia keluar local membawa senyum indahnya itu
dan makin hari aku merasa benar-benar jatuh cinta padanya. Sekitar sebulan aku
memperhatikannya secara diam-diam aku pun mulai memberanikan diri untuk meminta
nomer handphone nya, tentunya melalui teman selokalnya, karena aku masih kurang
percaya diri untuk meminta langsung padanya. Setelah ku mendapatkan nomer
handphonenya ku beranikan diri untuk mengirim sms padanya, aku masih ingat sms
pertama yang kukirim padanya isinya “mlikum, benerkah ini nomer khalifah?”
setelah ku kirim aku agak cemas karena tidak ada balasan yang ku terima namun
setelah menunggu akhirnya masuklah sms berbunyi “iya, ini siapa?”, Akhirnya
sejak saat itu mulailah aku berkenalan dan sering berkirim sms dengannya, yang
membuat aku sungguh jatuh cinta padanya adalah karena senyumannya yang
menurutku begitu cantik dan pas dengan raut wajahnya, serta kepribadiannya yang
pendiam dan selalu tampil apa adanya, sungguh wanita yang sempurna fikirku.
Setelah
kira-kira 2 minggu sudah kami berkenalan, aku dan 2 teman ku terpilih untuk
pindah local ke local ifah karena disana jumlah laki-laki hanya 1 orang. Saat
itu lah tiap hari ku bertemu dengan dia, tiap hari juga ku melihat kecantikan
itu dan mulai bertumbuhanlah bibit cinta dalam hatiku. Setelah sekian lama
memendam, rasa dalam hati ini rasanya sudah mulai memuncak, cinta yang ku
rasakan dihati seakan berusaha keluar dalam diriku menuju ifah, akhirnya pada
malam itu ketika kami sedang smsan, ku beranikan untuk mengungkapkan perasaan
ku padanya, awalnya dia tidak percaya, karena aku menyatakannya lewat sms,
kemudian ku coba menelponnya untuk mengungkapkan, disitulah aku pertama kali
mendengar langsung suara manisnya, jujur saja selama aku pindah kelokalnya aku
tidak pernah ngobrol dengannya karena aku malu, aku hanya berani memandangi
wajahnya setiap kali dia presentasi didepan kelas. Setelah kunyatakan ditelpon
ternyata dia tetap tidak percaya dan menyuruh ku untuk menyatakannya langsung
dihadapannya, akhirnya keesokan harinya ku beranikan diri untuk mengajaknya
keluar untuk makan, tanpa disangka dia menerima ajakan ku. Dan langsung saja ku
mengajaknya jalan, awalnya aku bingung harus kemana karena aku tidak begitu
mengetahui kuliner di Samarinda namun akhirnya kami tertuju ke Warung Bu Sum,
salah satu rumah makan terkenal di Samarinda, Saat kami makan itulah ku
ungkapkan semua perasaan ku padanya, ku ungkapkan tentang keindahan senyumnya,
kecantikan wajahnya serta baik kepribadiannya yang membuat ku jatuh cinta
padanya, oia sampai sekarang ku masih ingat ada kejadian lucu menurutku saat
itu, jujur saja saat itu uang didompet ku hanya ada 90 ribu, saat itu aku makan
ayam kampung goreng dan ifah makan ikan nila goreng, sudah pasti menu ini cukup
mahal sekitar 40 ribu lebih per porsi dirumah makan itu, dalam bathin ku
berkata “ mudahan cukup, hancur dunia persilatan kalau pertama ketemu masa dia
yang nombokin” malu aku kalau mengingatnya tapi Alhamdulillah semuanya Cuma 80
ribu cukuplah uang ku, tersisa 10 ribu untuk beli bensin, haha….
Namun
yang membuat aku kecewa adalah saat itu aku belum mendapatkan jawaban pasti
darinya karena dia menganggap dia belum yakin dengan ku, tak apalah fikirku
yang penting hati ini sudah lega dan tenang. 3 minggu ku dalam penantian dan
sempat membuat ku pesimis karena ku fikir hasilnya nihil, dia tidak menerima
ku. Namun setelah menunggu akhirnya dia mengajakku ketemuan didepan fotocopyan
depan kampus kami, disitulah dia mengungkapkan kalau dia yakin padaku dan ingin
menjalani hubungan dengan ku, saat itu rasanya surga dunia telah ku dapatkan,
aku begitu bahagia karena dia mau menerimaku. Dan mulai hari itu aku menemukan
kebahagiaan yang begitu indah kurasa, senyum manisnya, hidungnya yang pesek
yang dihiasi dengan komedo, dagunya yang panjang serta tahi lalat yang membuat
ku selalu ingin bertemu dengannya, serta aroma parfumnya yang selalu membuat ku
kangen setiap kali dia pulang kampung. Masa-masa pacaran kami merupakan masa
yang paling indah, tempat favorit kami buat pacaran adalah tepian sungai
Mahakam, suasananya begitu romantic, apalagi ketika sore hari matahari
terbenam, kami sering menhabiskan waktu berdua menikmati indahnya sun set, bisa
dikatakan sungai Mahakam adalah saksi cinta kami berdua (Sedih jadinya :’(
hehehe… ) saat itu rasanya tidak ada didunia ini yang merasa bahagia seperti
aku, dan begitu mencintainya (ifah), saat-saat itulah aku meyakinkan dalam
diriku bahwa ifah lah jodoh ku yang selama ini ku cari dan aku ingin hidup
selamanya dengannya hingga tua nanti, dan sungai Mahakam saksinya.
Setelah
sekitar 9 bulan kami berpacaran dan melalui hubungan yang begitu indah,
mulailah sifat pencemburuan ku muncul, tepatnya ketika kami melaksanakan Kuliah
Kerja Nyata yang memaksa kami untuk terpisah sekitar 2 bulan, sifat cemburu itu
muncul karena aku mengetahui bahwa dalam kelompoknya ada seorang teman ku yang
juga temannya sejak SMA menyukainya ditambah lagi dia sudah menyukai ifah sejak
awal kami kuliah dan saat itu kami sudah semester 7 dan dia masih mencintainya dan
begitu akrab dengan ifah, dan beberapa teman yang lain yang ku tahu juga suka
pada ifah, tidak dapat dipungkiri bahwa khalifah salah seorang wanita tercantik
dikelompok, berbagai fikiran khawatir ku bermunculan, ditambah lagi banyak
teman ku mengirim Blackberry messenger kepadaku mengenai kabar yang membuat ku
semakin cemburu. Ternyata sifat cemburuan ku ini terbawa sampai kami selesai
KKN, setiap kali dia kumpul dengan teman-teman SMA nya aku selalu khawatir,
kekhawatiran ku ini cukup beralasan, karena aku takut kehilangannya, dia sudah
benar-benar mutiara bagiku yang tak boleh hilang bahkan nyawa ku pun siap ku
pertaruhkan untuk menjaganya. Namun seandainya boleh berkata jujur tidak semua
kecemburuan ku itu benar-benar cemburu dari hatiku, terkadang aku hanya main-main
sekedar ingin melihat bagaiman reaksinya dan kesabarannya, kadang juga
merupakan bagian dari kejutan yang ingin ku berikan padanya, seperti ketika
ifah dan teman-teman SMAnya ingin mengadakan reuni, sebenarnya aku tidak marah
dan cemburu ketika dia tidak mau jujur padaku karena ku percaya dengan
alasannya, namun saat itu aku ingin menguji kesabarannya sejauh mana dia bisa
sabar dengan ku, oleh karenanya ku tetap bersikap marah bahkan langsung pulang
tanpa pamit dengannya sampai-sampai dia tidak mood katanya ( Maaf yh sayank…salah
bob). Kejadian lain juga baru saja tidak lama terjadi, ketika itu seminggu
sebelum kami putus kami sempat marahan, dan sekali lagi ini bukan marah yang
sebenarnya pada ifah, saat itu aku berencana ingin memberikan kejutan saat hari
ulang tahunnya, diawali dengan aku marah padanya gara-gara dia jalan dengan adik tingkatnya tanpa sepengetahuan ku (Ketika itu dia
sedang mengurus Beasiswa) dan tidak akan menegurnya selama 1 minggu kemudian tepat
ketika hari ulang tahunnya tanggal 10 November aku akan membawakan sepotong kue
dan setangkai bunga kerumahnya, namun ternyata sehari sebelum dia ulang tahun
malah aku yang mendapat kejutan darinya yaitu kata putus. Salah ku memang yang
selalu membuat masalah dan masalah, maafkan bob yah beb. Itu beberapa kejadian
yang sebenarnya salahku dan ada beberapa yang lainnya, tapi biarlah, semua
sudah tejadi.
Sifat
cemburu ini ternyata membawa dampak buruk dalam hubungan kami, sejak cemburu
ini muncul sering kami mengalami masalah-masalah dan pasang surut dalam
hubungan, tapi disamping itu kami juga semakin mencintai satu sama lain,
khususnya diriku, ku begitu mencintanya karena ifah begitu sabar menghadapi ku
yang masih seperti kekanak-kanakan, hingga tepat 1 tahun kami berhubungan kami
bertekad untuk melangsungkan pernikahan 2 tahun kedepan, aku begitu bahagia ketika dia pernah mengirimkan padaku sebuah rekaman suaranya yang lembut yang dia mengatakan "ulun juga mau jadi istrinya om", saat itu 'ssssrrrrrr' seperti ada sesuatu yang merasuk kedalam jiwa ku yang membuat aku semakin yakin dan kuat untuk menguatkan cinta kami dalam ikatan pernikahan, mulai saat itu aku mulai untuk menabung sedikit demi sedikit untuk meminangnya. Sebenarnya aku ingin
segera menikahinya setelah kami lulus dari kuliah, karena aku takut kehilangannya karena dia akan pulang
kekampungnya dan akan terpisah dengan ku, namun ku mencoba bersabar karena dia
berkata ingin bersama orang tuanya dahulu selama mereka masih ada, dan aku
menghargai itu.
Namun
rupanya rencana pernikahan kami tersebut belum mendapat restu dari Allah,
karena sehari sebelum ulang tahunnya dia berkata ingin berpisah dengan ku, dengan
berbagai alasan salah satunya karena sifat pecemburuan ku, Sudah ku mencoba
untuk menahannya namun tekadnya sudah bulat ingin berpisah dengan ku, dan
akhirnya kurelakanlah dia pergi membawa segala kenangan kami yang begitu indah
dan menyisakan cinta yang begitu besar dihatiku yang sulit untuk ku
menghilangkannya. Hanyalah penyesalan yang kini tersisa dihati ku karenatelah
menyia-nyiakannya, seandainya waktu dapat diputar ku ingin kembali mengulang
dan merubah segalanya, karena cintaku untuknya. Jauh dilubuk hatiku masih
terukir namanya, jauh didasar jiwaku ifah masih kekasih ku.
Terimakasih
buat semua kenangan kita sayank, buat semua cinta yang sudah kau berikan tulus
untukku, meski aku tidak dapat memiliki mu seperti Adam memiliki Hawa, seperti
Nabi Muhammad memiliki Siti Khadijah, seperti bulan memiliki malam, aku masih
bersyukur karena telah diberikan kesempatan untuk menetap dihatimu walau
sesaat, jaga dirimu, jaga cinta kita seperti video yang ku buat untukmu, jangan
pernah melupakan Miftahussalam yang tulus mencintaimu apa adanya. Aku masih
menunggumu disini untuk mu kembali karena ku melihat Tuhan didalam dirimu.